Mohon tunggu...
Ardha Kesuma
Ardha Kesuma Mohon Tunggu... Relawan - sesukasukaku

Ardha Kesuma, perempuan pencerita di Ruang Renjana Podcast yang selalu jatuh hati pada Ibu Bumi. Berupaya menerapkan gaya hidup minimalis, tidak memakan olahan dari binatang, selalu menghabiskan isi piringnya, mengumpulkan sampah plastik pribadi untuk dibawa ke tempat pengolahan sampah. Sejak 2017 merawat kehidupan melalui gerakan lingkungan dan literasi. Untuk keperluan terkait tulis-menulis, lingkungan, dan literasi, bisa menghubungi via email ardhakesuma@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Berkarya Bareng Jaringan Baru Tri, Jarak Menjadi Tiada Berarti

14 Juli 2020   14:19 Diperbarui: 14 Juli 2020   14:56 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pekan terakhir bulan Maret 2020 menjadi hari-hari terpanik dalam masa darurat pandemi Coronavirus. Sepanjang hari kuhabiskan untuk diskusi dengan tim leader kantor supaya aku tetap bisa kerja di gedung kantor. 

"Aku gak papa kerja sendirian di kantor, Mas. Aku gak papa walaupun di kantor cuma ada satpam dan petugas kebersihan. Sungguh", rayuku pada pimpinan. Kondisi jaringan internet di ujung pulau benar-benar membuatku setengah gila membayangkan repotnya kerja dari rumah.

Aku bertempat tinggal di pesisir pantai selatan Jogjakarta, ujung daratannya Pulau Jawa, gerbangnya lautan Samudra Hindia. Posisi kampung kami cukup terhalang oleh keberadaan bukit Pegunungan Seribu. 

Bentangan dataran tinggi yang mengandung kars itu seolah menjadi sekat penanda perbedaan antara peradaban kota dan wilayah yang untuk sekedar menjangkaunya saja perlu perjuangan. 

Gak sedikit orang yang memilih batal ke pantai dekat rumahku hanya karena jarak tempuhnya yang jauh. Jadi wajar saja kalau aku diserang rasa panik saat dapat kabar tempat kerjaku dipindahkan pada tempat yang -orang kota suka bergurau dengan kata- terpencil. 

Jangankan jaringan internet atau telepon seluler, gelombang frekuensi radio aja susah ditemukan. Rumah-rumah di kampungku gak akan punya televisi saat sebelum mampu berlangganan layanan TV berbayar.

"Semua teman-teman di kantor ini akan diwajibkan bekerja dari rumah. Ini demi kebaikan kita semua", rayuanku ditolak oleh tim leader.

"Lantas kalau jaringan internetku sama sekali gak mendukung buat work from home gimana, Mas?", aku setengah menyerah.

"Sekali lagi, ini demi kebaikan semua. Soal jaringan internet yang gak stabil, aku yakin pasti ada solusinya."

Aku menyerah. Aku akan bekerja tanpa jaringan internet kantor yang bahkan sering kumanfaatkan untuk menyelesaikan laporan kegiatan sosial di luar kantor. 

Hari-hari sebelum pandemi lebih sering kulalui di area perkotaan, mulai dari bekerja, berkegiatan pendampingan, forum diskusi, dan mengerjakan laporan pertanggungjawaban di kafe-kafe demi layanan gratis Wi-Fi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun