Sejak lama, nilai-nilai yang sekarang termuat dalam Pancasila sebenarnya sudah hidup dalam kebiasaan masyarakat di nusantara. Sebelum ada rumusan resmi sebagai dasar negara, warga di berbagai daerah sudah memegang teguh norma seperti gotong royong, saling menghormati, dan keadilan. Nilai-nilai itu tumbuh secara organik dari praktik sosial sehari-hari, bukan sekadar hasil perdebatan di meja perumusan.
Karena itu pendidikan Pancasila punya peran penting: bukan hanya menghafal bunyi sila, melainkan menanamkan cara pandang dan sikap yang membentuk jati diri bangsa. Lewat pendidikan, generasi muda belajar mengerti mengapa nilai-nilai itu relevan, bagaimana mengamalkannya dalam hidup bermasyarakat, dan bagaimana mempertahankan identitas ketika berhadapan dengan arus perubahan global.
 Pendidikan Pancasila membantu orang memahami semua lapisan sebab-sebab tersebut sehingga nilai itu tidak sekadar teks. Dalam praktik kekinian, penguatan pendidikan Pancasila relevan untuk menghadapi masalah-masalah nyata seperti korupsi dan tata kelola pajak yang lemah. Jika nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kepedulian sosial benar-benar hidup lewat pendidikan, harapannya generasi penerus akan mengelola negara dengan lebih adil, menolak praktik curang, dan membangun sistem publik yang transparan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI