Yogyakarta -- Salah satu UMKM di Yogyakarta yang mengembangkan  usaha penjualan kain dengan teknik Shibori dan Ecoprint  adalah " Kana Shibori ". Usaha yang dijalani sekitar tahun 2017 sampai sekarang masih berjalan melayani pelanggannnya .
Di rumah di Jalan Serangan Ng 2 18 Notoprajan Ngampilan kota Yogyakarta Tutty Ferianingsih dan suaminya Zaenal Arifin menekuni usaha ini. Bagian produksi dan pemasaran ditangani langsung Tutty sedangkan untuk disain diserahkan ke suaminya.
Tutty mengatakan usaha itu berawal dari mengikuti workshop gratis membuat kain shibori di kelurahan setempat . Seteah jadi ia  memulai mengunggah hasil belajar ke media sosial Facebook. Usai diunggah satu dua mulai ada yang tertarik untuk memesan dan membeli.
"Awalnya ya ada pelatihan di kelurahan  mengenai teknik pewarnaan kain yang berasal dari Jepang. Shibori berasal dari kata kerja shiboru yang berarti teknik pewarnaan yang mengandalkan ikatan dan celupan ", kata Tutty
Dia mengungkapkan, Tidak disangka sejumlah orang merespons baik unggahannya itu. Pesanan demi pesanan pun berdatangan. Saking banyaknya, dia sempat kebingungan saat ia harus memenuhi permintaan pemesanan. Apalagi saat itu dia masih dalam tahap belajar sehingga belum menguasai keterampilan ini secara sempurna.
Kendati demikian dia tak mau hal tersebut menjadi menjadi penghalang. Ia pun mulai belajar lagi, dari seseorang yang telah lebih dulu menguasai pembuatan kain shibori dan juga telah mengikuti berbagai pelatihan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jogja serta Dinas Koperasi dan UKM, Tenagakerja dan Transmigrasi Jogja.
Seiring waktu berjalan, dia mulai menguasai pembuatan kain shibori, dan mengembangkan usahanya. Tidak hanya menjual kain shibori yang dihargai ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Barang siap pakai pun di jual di workshop-nya di depan Taman Parkir Ngabean, Ngampilan, Jogja.
"Ada yang ready atau custom biasanya desainer bawa model sendiri. Harga relatif antara Rp125.000- jutaan untuk yang ecoprint, itu satu kain bisa untuk big size. Kemudian ada juga barang jadi seperti suvenir itu Rp15.000, kemudian totebag Rp150.000, kaus kisaran Rp150.000-Rp250.000," ucap Tutty, Minggu  (22/6/2025).
Untuk lebih eksis melayani pelaggan Tak Tutty tak sendirian . Iapun menggandeng temannya yang bermukim di Temanggung, Lusi Susiwinanti. Kebetulan rekannya tersebut juga telah membuka workshop di sana. Lusi basisnya menjahit selain itu cinta kain-kain. Kemudian pelajari shibori, dan mengembangkan di Temanggung.
Nama ruang usahanya, Kana Shibori, berasal dari nama anak keduanya yang menyandang disabilitas. Karena alasan ini, dia ingin merangkul anak-anak penyandang disabilitas lain dan merambah pasar luar negeri.