Pilih pemimpin bukan karena janji, tapi rekam jejak.
Korupsi bukan takdir. Ia tumbuh dari kompromi-kompromi kecil yang dibiarkan. Maka lawannya adalah keberanian, konsistensi, dan pendidikan karakter sejak dini.
Penutup
Multitafsir korupsi hanya menguntungkan mereka yang ingin bermain dalam kabut. Tapi kita, rakyat biasa, terus menjadi korban dari sistem yang keruh ini. Kalau bangsa ini ingin pulih, maka tafsir tentang korupsi harus kita perjelas: korupsi itu kejahatan, bukan kelaziman.
Dan kalau suara akademik terlalu formal untuk mengetuk nurani, maka biarlah suara teman saya yang sederhana itu kita dengungkan kembali:
 "Korupsi bikin endas gembor."
Karena dari rasa pusing rakyatlah, seharusnya nurani pemimpin itu tergerak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI