Mohon tunggu...
Dr Akhmad Aflaha SE MM
Dr Akhmad Aflaha SE MM Mohon Tunggu... Dosen

Akademisi, penulis, dan praktisi pendidikan yang dikenal melalui karya-karyanya di bidang pengembangan karakter, manajemen strategik, dan pemberdayaan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Korupsi Itu Multi Tafsir, Tapi Jelas Bikin Endas Gembor

20 Juli 2025   13:55 Diperbarui: 20 Juli 2025   13:56 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita juga punya budaya permisif: "asal urusan beres, tak masalah bayar lebih." Uang pelicin, sogokan kecil, atau jasa perantara dianggap lumrah. Kita lupa bahwa kebiasaan kecil yang salah akan menjadi kerusakan besar yang permanen.

Dan ya, ini semua... bikin endas gembor.

Politik: Arena Multitafsir yang Paling Licin

Dalam dunia politik, korupsi bukan lagi sekadar pelanggaran hukum. Ia adalah alat, senjata, bahkan komoditas. Yang hari ini diserang karena korupsi, besok bisa jadi koalisi. Yang sekarang vokal anti korupsi, bulan depan malah bagi-bagi jatah proyek.

Kita jadi lelah menyaksikan sandiwara ini. Rakyat kecil hanya bisa gigit jari, karena hukum terasa tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Koruptor miliaran bisa senyum di kamera, sementara pencuri sandal dipukuli massa.

Lama-lama masyarakat jadi apatis. Lalu keluar kalimat-kalimat satir seperti:

 "Semua juga korup, cuma belum ketahuan."

"Yang penting pintar membungkus."

"Asal rakyat dikasih bansos, semua beres."

Padahal, dari sinilah awal kejatuhan integritas bangsa. Ketika korupsi jadi budaya, maka rusaklah masa depan.

Korupsi Merusak dari Akar Sampai Ujung Daun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun