Sebagian membatin, “Andai aku seperti dia…”
Tapi segelintir yang berpikir dalam justru geleng-geleng kepala.
Karena mereka tahu: dunia yang dipamerkan terlalu berisik, dan itu biasanya pertanda kehampaan.
Dan Tanah Itu Membuka Mulutnya
Tiba-tiba bumi berguncang.
Bukan karena gempa besar. Tapi karena ada yang terlalu pongah berdiri di atasnya.
Tanah retak.
Qarun mulai tenggelam.
Lutut, pinggang, dada, kepala.
Hilang. Bersama rumahnya. Bersama harta yang tak sempat ia sumbangkan.
“Maka Kami benamkan dia bersama rumahnya ke dalam bumi.”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!