Mohon tunggu...
Ararya Pandya Arjana
Ararya Pandya Arjana Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar SMAN 28 Jakarta

studying....

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Dream Along

25 November 2020   23:49 Diperbarui: 2 Desember 2020   18:17 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rafi adalah seorang siswa SMA, seperti biasa kegiatan nya tidak jauh dari belajar, dan bermain Bersama temannya. Ia tidak terlalu populer dan hanya memiliki beberapa teman dekat, dan juga nilai nya di sekolah sama seperti rata – rata siswa lain nya, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Seperti hari – hari biasa ia bangun di pagi hari dan berangkat ke sekolah.

 

“Ibu,  aku berangkat ya”

“Hati – hati ya di jalan”

Di jalan seperti biasa ia bertemu John tetangga nya.


“Raf, gimana liburan kemarin?” sudah sewajarnya itu adalah topik yang dipakai John untuk memulai pembicaraan, kerena hari ini merupakan hari pertama semester dua

“Hmmm, lumayan lah. Kemarin aku pergi ke kampung halaman ibuku di Jepang. Kamu sendiri gimana ?, pasti keluar negeri lagi ya?” seperti biasanya John pasti nya setiap tahun selalu pergi ke amerika, karena keluarga nya merupakan pindahan dari amerika

“Hehehe, iya. Biasalah, setiap liburan kan aku selalu mengunjungi nenek ku di amerika” bagi John dan Rafi pergi keluar negeri merupakan agenda tahunan bagi nya.

John dan Rafi melanjutkan perjalanan ke sekolah sembari membicarakan pengalaman mereka selama libur kemarin.

Karena keasyikan berbincang mereka berdua hampir saja terlambat, dan saat tiba di sekolah bel sudah berbunyi dan tanpa basa – basi mereka lekas pergi ke barisan kelas masing – masing sembari menunggu upacara dimulai. Seperti biasanya sekolah selalu dimulai dengan pidato Panjang dari kepala sekolah.

“Ahhh, Panjang banget sih pidato nya”

“Hahah, biasa lah udah sabar aja, paling bentar lagi selesai” benar adanya selang beberapa menit para murid dibubarkan dan menuju kelas nya masing – masing.

Sudah cukup buruk hampir terlambat datang ke sekolah, setibanya di kelas ia langsung disambut dengan pelajaran matematika yang selalu membuat kepalanya pusing “Kenapa pelajaran pertama harus matematika!!” dalam hati nya ia merasa kesal, namun mau bagaimana lagi. Ia adalah murid dan ini adalah sekolah tempat ia belajar, mau tidak mau tentu harus mengikuti aturan dan jadwal dari sekolah.

Akhir nya tiba waktu istirahat, ia pergi Bersama John dan teman - teman nya yang lain untuk makan siang. Dengan sedikit basa – basi masing – masing dari mereka menceritakan pengalamannya saat liburan, tidak setengah jam sudah terlewat bel masuk berbunyi.

Setelah istirahat kelas Rafi mendapat jam pelajaran sejarah, walaupun sejarah bukan bidang yang diungguli Rafi, ia tetap menyukai pelajaran sejarah karena ia suka sekali membaca buku. Diakhir pelajaran guru selalu memberi tugas.

“Baik anak – anak, sekian untuk materi hari ini. Untuk itu minggu depan kalian bikin rangkuman singkat untuk dikumpulkan minggu depan. Dan untuk sumber nya kalian bisa cari di perpustakaan”

Tentu Rafi merasa senang, karena itu bisa menjadi alasanya untuk pergi ke perpustakaan dan membaca buku dengan nyaman di perpustakaan sampai seminggu kedepan, karena perpustakaan udara di perpustakaan sangat sejuk dan dan selalu rapih jadi enak untuk tempat bersantai.

Saat waktu pulang Rafi menghampiri John

“John, mau bereng gak ke perpustakaan buat ngerjain sejarah sekalian ngadem”

“aku gak sekarang ngerjain nya, nanti aja, lagi pula masih seminggu lagi”

Berbeda dengan Rafi, John tidak terlalu suka membaca buku. Jadi wajar saja dia tidak terlalu bersemangat untuk pergi ke perpustakaan. Walaupun sendiri Rafi tetap pergi ke perpustakaan sebelum pulang.

“Sudah lama juga ya tidak ke perpustakaan” ujar Rafi dalam hati nya. Karena sudah 2 bulan berlalu ketika ia terakhir kali pergi ke perpustakaan, dan Nampak nya perpustakaan sekolah juga sudah banyak berubah setelah direnovasi.

Tidak lupa dengan tujuan awal nya untuk mengerjakan tugas Rafi langsung berkeliling mencari buku  terkait dengan tugas nya dan mulai mengerjakan

“hoahhh…, akhirnya selesai juga. Ternyata tidak sebanyak yang ku kira”

Setelah selesai dan melihat jam ternyata masih ada waktu 1 jam lagi sebelum perpustakaan ditutup. Ia berpikir untuk membaca buku – buku lain sebelum perpustakaan tutup. Karena setelah renovasi tentu akan ada beberapa buku baru.

Benar adanya, Rafi menemukan beberapa buku baru yang belum pernah ia baca sebelum nya. Saat sedang berjalan ia melihat sebuah buku tergeletak di lantai, “siapa sih yang habis baca tapi tidak mengembalikannya”, Rafi merasa kesal karena ada saja orang yang tidak mematuhi tata tertib di perpustakaan.

Ketika Rafi mengambil buku itu rupa nya ia belum pernah melihat buku itu sebelum nya, walaupun itu terlihat cukup tua. Karena tertarik ia memutuskan untuk membaca buku itu dan mengembalikannya nanti.

Buku tersebut cukup tebal hingga memakan cukup banyak waktu untuk dibaca, hingga pada akhirnya dia ketiduran. Beberapa menit sebelum perpustakaan tutup Rafi dibangunkan oleh penjaga perpustakaan

“Permisi dek, perpustakaan nya sudah mau tutup”

“Huh?”

Muka Rafi terlihat seperti orang kebingungan, bukan karena si penjaga perpustakaan yang membangunkan nya, namun karena mimpi yang ia dapat selama tertidur. Karena ia memimpikan kejadian selama 1 minggu kedepan dengan sangat jelas.

Setiba di rumah Rafi meyapa ibu nya terlebih dahulu dan mengerjakan aktivitas lainnya. Ketika malam tiba dan bersiap untuk tidur ia terdiam, ia memikirkan mimpinya saat di perpustakaan. Bukan tanpa sebab, setelah pulang ia awalnya tidak begitu memperhatikan, namun serangkaian kejadian terjadi sesuai dengan apa yang ada di mimpinya sore tadi, terutama saat ibunya menerima paket yang isi nya sama persis seperti  dalam mimpi nya sebelum nya.

Karena tidak seperti mimpi lainnya, ia ingat betul setiap detail dalam mimpi nya, layaknya ingatan mengenai kejadian yang sudah terjadi sebelum nya

“Masa iya sih ?, apa mungkin ini yang orang – orang bilang mengenai pengalaman déjà vu?”

Tidak percaya begitu saja, Rafi mencoba menuliskan dalam kertas beberapa kejadian penting dalam mimpinya sore tadi di perpustakaan, takut saat ia bangun besok pagi ia sendiri akan melupakan detail dalam mimpi tersebut.

Keesokan pagi ia terbangun mimpinya kemarin saat di perpustakaan masih jelas di ingatannya. Namun seperti biasa, Rafi  melanjutkan aktivitas nya seperti biasa. 1 hari berlalu, 5 hari berlalu, hingga kurun waktu 1 minggu sudah berlalu Rafi memikirkan banyak hal, tidak lain karena dalam 1 minggu ini semua hal terjadi persis seperti mimpi nya pada saat itu.

Pada malam itu banyak hal terlintas di pikirannya “Apa mungkin sekarang aku seorang peramal?” ketika ia memikirkan hal itu Rafi tidak bisa berhenti tertawa, karena ia tidak pernah hal – hal berbau mistis, lantas beberapa saat kemudian ibu nya datang ke kamarnya “Rafi, cepat tidur !!!. besok kamu masih sekolah”. Sempat terdiam Rafi tidak memikirkannya lagi ia lekas tidur.

Esok pagi nya ia terbangun, seperti biasa ia bersiap untuk pergi ke sekolah, dan di tengah perjalan ia bertemu John. Seperti biasa ia dan John berbincang selama perjalanan

“Raf, gimana liburan kemaren ?”

“Di rumah aja si”

“Tumben liburan Panjang gak pergi, biasanya kamu ke jepang bareng keluarga”

“Huh ?. Iya tapi itu kan 2 minggu yang lalu”

“Apaan sih raf, hari ini kan hari pertama semester 2”

Bingung dengan pernyataan John Rafi pun membalas

“Huh, bukannya hari ini minggu kedua kita masuk ?”

“Hahaha, mimpi apa kamu raf semalem udah jelas hari ini tuh hari pertama masuk semester 2, ayo buruan nanti kita terlambat upacara”

Rafi masih bingung dengan pernyataan dari John, karena sudah jelas – jelas bahwa hari ini adalah minggu ke – 2 semester 2. Benar saja, setibanya di sekolah upacara dimulai dan kepala sekolah memberikan pidato Panjang layak nya hari ini adalah hari pertama di awal semester.

Tentu ia merasa aneh. “Apa selama 1 minggu kemarin itu semua hanya mimpi ?”, ia bertanya – tanya pada dirinya sendiri. Karena hanya itu lah satu – satunya alasan yang logis. Tidak dapat memikirkan solusi lain Rafi hanya dapat meyerah dan kembali menjalani aktivitas nya seperti biasa.

Satu minggu kembali terlewati, dan seperti yang ia takutkan, semua itu bukan mimpi dan benar terjadi. Rafi hanya bisa berharap besok ketika ia bangun segalanya dapat kembali ke keadaan normal. Tidak sesuai dengan harapannya, segalanya terulang kembali.

Namun Rafi tidak bisa menyerah begitu saja, ia mulai mencari beberapa petunjuk, seperti hal apa saja yang berubah, dan apa saja yang tidak. Sejauh ini ia hanya dapat menyimpulkan. Semua kejadian akan terus terulang, kecuali jika Rafi sendiri merubah sesuatu dengan sendirinya. Dengan ini ia masih memiliki harapan kecil untuk keluar dari lingkaran pengulangan ini.

Berbagai variable ia coba, Rafi mencoba berbagai hal, seperti mencari perubahan, bahkan mencoba merubah beberapa kejadian – kejadian penting. Namun semua sia – sia, ia hanya bisa terus mencoba dan berharap. Ia bahkan tidak tahu lagi sudah berapa kali ia mengulang waktu 1 minggu ini. Rasanya seperti hanya ia sendiri yang hidup di dunia ini dan yang lain hanyalah seperti putaran film yang berulang kali diputar tanpa henti.

Hingga suatu hari seorang murid pindahan datang. Dia memiliki badan ramping dengan rambut Panjang dan kulit yang putih, tentu tidak kalah cantik dengan perempuan tercantik yang ada di sekolah itu, namun dia bukanlah orang sekitar, lebih tepat nya seperti orang berasal dari negara asing.

Pagi itu di kelas nya Rafi hanya duduk diam dengan bosan nya sambil menunggu guru masuk, karena ia sudah tau apa saja yang akan terjadi selama satu minggu ini, entah berapa lama sudah terlewati. Namun pagi itu, saat sang guru memasuki kelas ia tidak sendiri. Melainkan Bersama seorang siswi pindahan. Yang kemudian guru meyuruh siswi baru itu untuk memperkenalkan dirinya

“salam kenal, nama saya Sakura, saya murid pindahan dari jepang. Mohon bantuannya satu tahun kedepan”

Setelah Sakura selesai memperkenalkan diri setiap orang mempunyai pandangannya masing – masing, ada yang merasa terkejut, ada juga yang terkagum – kagum dengan penampilan Sakura. Mungkin dikarenakan oleh penampilan nya, atau mungkin juga asal usul nya.

Begitu pula dengan Rafi yang terkejut ketika siswi baru itu datang. Tidak seperti siswa lain yang terkejut karena penampilan ataupun asalnya, Rafi terkejut tidak lain karena sebelum nya tidak pernah ada perubahan, dan terlebih lagi saat Sakura memasuki kelas ia membawa sebuah buku. Buku itu adalah buku yang sama dengan yang ia baca di perpustakaan sore itu. Sebelum nya Rafi sempat mencoba mencari buku itu karena ia berpikir bahwa buku tersebut mungkin adalah pemicu terjadinya hal ini, namun tak kunjung ia menemukan nya, dan sekarang buku itu muncul di hadapan nya dan dibawa oleh seorang yang tidak pernah ia lihat sebelum nya. Tentu perubahan ini adalah segelintir harapan baru baginya untuk keluar dari siklus tak berujung ini.

Setelah Sakura pergi ke tempat duduknya kelas kembali tenang dan pelajaran dimulai. Setelah pelajaran selesai dan jam istirahat dimulai guru meninggalkan kelas dan beberapa murid langsung mengelilingi meja Sakura, ada yang ingin berkenalan atau berteman, ada yang ingin menarik perhatiannya, dan ada juga yang hanya sekedar penasaran. Namun tidak berlangsung lama beberapa siswa tersebut membubarkan diri, bukan apa – apa, hanya saja Sakura yang selalu bersikap dingin saat diajak bicara.

Setelah yang lain sudah tidak tertarik mendekati Sakura, Rafi mendekat dan memberi Sakura sepucuk surat dan kembali ke tempat duduk nya. Namun setelah Sakura membaca surat tersebut ekspresi nya berubah terkejut dan melihat ke arah Rafi namun Rafi hanya melirik balik sambil tersenyum dan tidak mengatakan apa – apa, tidak ada yang tahu apa isi surat tersebut, bahkan beberapa teman sekelasnya mengira bahwa itu adalah surat cinta, tapi Rafi tidak mempedulikan pendapat teman sekelas nya.

Sepulang sekolah Rafi tidak langsung kembali ke  rumah, ia pergi ke perpustakaan menunggu sesuatu. Tidak berapa lama menunggu Sakura masuk ke dalam perpustakaan dan menghampiri Rafi. Rafi tentunya melihat kedatangan Sakura dan menutup buku yang dibacanya. Melihat Sakura datang tentu ia merasa senang, karena dugaan nya pagi tadi benar, yaitu Sakura menderita nasib yang sama sepertinya.

“Apa yang kamu tulis dalam kertas itu benar ?”

“Menurut mu ?”

Cukup dengan sepatah kata Sakura sudah mengerti maksud dari Rafi, karena semuanya sudah dijelaskan dalam surat yang diberikan Rafi sebelum nya.

“Baiklah, apa saja yang sudah kamu ketahui dari kejadian aneh ini”

Tentu itu adalah hal pertama yang ditanyakan Rafi kepada Sakura, karena itu adalah alasan utama Rafi mengundang Sakura ke perpustakaan setelah sekolah. Setelah itu mereka berbincang cukup lama membicarakan apa saja petunjuk yang sudah mereka dapat selama ini dan menggabungkan nya. Karena hari sudah menjelang malam sudah sepantasnya mereka pulang ke rumah masing – masing karena mereka sendiri masih merupakan seorang siswa SMA, dan perpustakaan tempat mereka berdiskusi juga sudah mau ditutup.

Sepuluang nya ke rumah masing – masing mereka berdua sempat termenung namun dalam hatinya mereka merasa senang karena mereka selangkah lebih dekat untuk keluar dari siklus tidak berujung ini. Seperti dugaan mereka, buku tersebut merupakan kunci untuk menyelesaikan masalah ini. Namun semua tidak semudah itu, karena ada beberapa halaman dari buku tersebut yang hilang dan terdapat juga beberapa kalimat yang tidak dapat mereka baca. Namun 2 tentu lebih baik dari 1 bukan ?, dengan mereka bekerja sama tentu semua hal akan menjadi lebih mudah.

Esok harinya seperti yang sudah dijanjikan mereka bertemu lagi di perpustakaan sepulang sekolah. Mereka mulai membahas misteri dari buku tersebut, kebanyakan orang mungkin tidak akan mengerti apa isi dari buku tersebut karena tulisan dalam buku itu berbahasa jepang, tidak aneh bagi Sakura dan Rafi untuk bisa berbahasa jepang, karena Sakura sendiri berasal dari jepang dan untuk Rafi jepang merupakan kampung halaman dari ibunya.

Setelah beberapa saat termenung melihat tulisan dalam buku itu Rafi seperti pernah melihat tulisan dalam buku itu namun tidak ingat dimana ia melihat nya. Ia memikirkan beberapa kemungkinan, mungkin di rumahnya? Atau mungkin di perpustakaan ini?. Karena hobi nya membaca sudah sangat banyak buku yang sudah pernah ia baca sebelum nya, dan tidak mungkin ia mengingat setiap detail dari buku yang ia baca. Memberitahukan hal ini kepada Sakura, mereka berdua mengambil bagian masing – masing dan mulai mencari di beberapa buku di perpustakaan.

Waktu yang dihabiskan tentu tidak sedikit dengan melihat puluhan rak buku yang berderet di perpustakaan. Beberapa minggu berlalu namun mereka tak kunjung menemukan petunjuk. Sepulang nya ke rumah, Rafi tetap melanjutkan usahanya dan mencoba untuk mencari petunjuk di rumah nya. Ia membaca setiap buku di rumah nya satu persatu dengan sabar, hingga ia menemukan sebuah buku dengan sampul polos di rumah nya. Ia tidak ingat sama sekali kapan ia mendapat buku itu.

Seketika saat Rafi menyentuh buku itu ia merasa ingatan mengalir seperti arus sungai yang deras memasuki ingatannya, tentu hal itu membuat kepalanya sakit, tidak tahan dengan rasa sakit di kepala nya Rafi pada akhirnya kehilangan kesadaran. Saat ia terbangun waktu sudah menjelang pagi buku tersebut masih ia pegang di tangan nya, ia masih memproses ingatan yang baru saja didapatnya dan bersamaan dengan ingatan petunjuk untuk keluar dari siklus ini juga muncul di dalam salah satu ingatannya.

Esok hari nya seperti biasa ia bertemu kembali dengan Sakura di perpustakaan, hal ini sudah menjadi seperti rutinitas mereka setiap hari. Setibanya di perpustakaan Rafi menceritakan pengalamannya malam tadi kepada Sakura, setelah selesai mereka berdua dengan antusias berusaha mengartikan bagian – bagian yang sebelum nya tidak bisa dibaca. Semakin cepat mereka memahami isi buku tersebut, semakin besar harapan mereka untuk keluar dari masalah ini.

Dengan tebalnya buku tersebut waktu yang diperlukan untuk menerjemahkannya tentu tidaklah sebentar, mungkin sudah beberapa bulan berlalu sejak mereka berdua mulai menerjemahkan buku tersebut, namun usaha mereka terbayar. Sekarang tersisa tahap terakhir, yaitu memecahkan misteri dari buku tersebut dan keluar dari siklus ini.

Ada dua hal yang mereka temukan dari buku itu, dan itu cukup mengejutkan, yang pertama adalah sebagian besar bagian dari buku tersebut berisi berbagai cerita yang tidak saling berkaitan, seperti cerita – cerita tersebut merupakan bagian dari pengalaman orang yang berbeda – beda. Namun pada halaman terakhir mereka merasa dingin dan takut.

Pada halaman terakhir sama seperti bagian sebelum nya, hanya sepotong cerita, namun cerita tersebut mengisahkan semua hal yang terjadi pada mereka berdua selama terjebak dalam siklus ini. Lantas Sakura berpikir. Apa selama ini ia terjebak dalam buku ?, apa semua ini hanya mimpi ?, seberapa keras pun Sakura memikirkan nya tak kunjung satu jawaban pun didapat oleh nya.

Dan hal kedua yang menjadi perhatian mereka adalah 1 paragraf pada halaman terdepan buku tersebut, karena dari awal paragraf tersebut sudah dapat diterjemahkan oleh mereka, karena paragraf tersebut hanya berupa tulisan berbahasa inggris, dan selain satu paragraf tersebut, pada halaman lainnya hanyalah berupa cerita – cerita yang sebelum nya mereka terjemahkan. Tidak ada yang aneh dari paragraph tersebut pada awal nya namun saat mereka perhatikan baik – baik mungkin satu paragraf itu lah kunci dari semua ini. paragraf itu jika dibaca mungkin akan terdengar seperti ini :

“A dream can be made with a strong will, when it’s just one heart it might be weak, but when two  heart pursue as one everything can be done, what you ask is what you wish, be careful of what you wish because the later can only regret. A stone that has already been engraved is like a fate, it cant be undone as easy as you wipe a cardboard, everything will stay as it is unless you destroy everything, everything in this world has it own price, what you have already given cant be taken back”

Melihat 2 kalimat terakhir Sakura terpikirkan satu hal, yaitu untuk menghancurkan buku tersebut, karena buku tersebut merupakan dimana semua nya tertulis, dan mungkin jika kata – kata dalam paragraf itu benar, maka dengan menghancurkan buku tersebut semua akan kembali normal.

Jika itu sebuah buku maka hanya satu cara yang terpikirkan untuk menghancurkan nya, yaitu dibakar sampai habis. Setelah sekian lama menantikan hal ini, setelah usaha nya selama berbulan – bulan atau bahkan bertahun – tahun tidak mungkin Sakura tidak senang.

Sakura langsung bergegas untuk mencari tempat yang cocok untuk melakukan hal ini. Mereka berdua memutuskan melakukan nya di lapangan dekat perpustakaan dan memutuskan untuk melakukannya esok hari.

Esok hari nya mereka berkumpul di tempat yang sudah dijanjikan, Sakura sudah membara bensin dan korek api untuk membakar buku terebut, ketika ia hendak membakar buku tersebut tiba - tiba Rafi menghentikan nya.

“Tunggu !” Rafi menggenggam tangan Sakura dan berusaha menghentikan nya

“Kenapa, bukankah ini hal yang sudah kamu tunggu sejak lama Raf ?”

“Biarkan aku saja yang membakar nya, mungkin ini akan jadi berbahaya”

“Baiklah, kalau begitu ini kuserahkan pada mu”

Rafi mengambil korek dari tangan Sakura dan kemudian ia mulai membakar buku itu, saat buku itu terbakar banyak sekali asap keluar dari buku itu, namun bukan berwarna hitam, melainkan berwarna putih. Seketika wajah Sakura menjadi panik karena ia tidak bisa melihat apapun di sekitar nya. Namun seketika wajahnya kembali tenang ketika melihat Rafi menggapai tangan nya dan menenangkan nya.

“Tenang saja semua akan baik -baik saja”

Ketika kata – kata tersebut mencapai telinga nya semua kekhawatiran nya menghilang, selama ini hanya kepada Rafi seorang ia bisa bersandar, sudah lama sejak mereka pertama bertemu, tentu banyak hal sudah dilewati selama mereka memecahkan misteri dari buku tersebut, dan selama ini Rafi selalu baik kepadanya.

Tak lama kemudian pandangan Sakura mulai kabur dan ada sepatah kata dari mulut Rafi yang mencapai telinga nya sebelum ia kehilangan kesadaran, “Terimakasih telah menemani ku selama ini, dan selamat tinggal”. Melihat tubuh Sakura perlahan menghilang Rafi hanya bisa menahan senyumnya agar Sakura tidak perlu khawatir padanya.

Setelah kejadian tersebut kepala Sakura terasa sakit seperti seluruh ingatan dan kesadaran kembali ke tubuh nya secara tiba – tiba, dan saat ia terbangun ia berada di rumah sakit. Seorang dokter menghampiri nya dan menanyakan beberapa hal mengenai keadaan tubuh nya, pada saat itu Sakura masih kebingungan kenapa dirinya terbangun dalam rumah sakit, apakah ia sudah terbebas ? bagaimana dengan Rafi ?, apa semuanya hanya mimpi ?.

Setelah beberapa hari kondisi nya membaik dan beberapa anggota keluarga nya juga datang menjenguk nya, dalam beberapa hari tersebut ia berhasil mendapat beberapa informasi. Bahwa dirinya sudah dalam kondisi koma dalam waktu 2 tahun, dan itu sama dengan jumlah waktu yang ia habiskan dalam mimpi tersebut.

Akan tetapi kebahagiaan Sakura hanya berlangsung sebentar. Karena ia teringat dengan kondisi Rafi, tidak sama dengan dirinya yang sudah terbangun, Rafi masih tertidur dan tidak menunjukan tanda – tanda akan sadar.

Singkat cerita setelah terbangun ingatan Sakura yang sebelumnya terkunci sudah kembali pada nya, karena selama dalam mimpi tersebut ingatan mereka mengenai satu sama lain sebelum masuk kedalam dunia mimpi terkunci di dalam buku itu, dan hanya secara kebetulan Rafi dapat menemukan pecahan ingatan nya lebih dahulu di dalam dunia mimpi sebelum sakura. Bahwa Rafi adalah teman masa kecil nya yang biasa datang ke jepang selama 1 tahun sekali, mereka berdua cukup dekat. Dan mungkin alasan kenapa mereka berdua dapat terjebak dalam mimpi tersebut adalah karena saat terakhir kali Rafi berkunjung mereka berdua menemukan sebuah buku tua di Gudang rumah Sakura. Awalnya mereka berdua tidak percaya pada apa yang tertulis di buku itu.

Karena pada buku itu ada 1 hal yang membuat mereka tertarik, karena tertulis bahwa buku tersebut dapat mengabulkan 1 permohonan mereka. Mereka mencoba membuat 1 permohonan yaitu berharap bahwa mereka dapat selalu Bersama, alasannya adalah waktu 1 minggu pertemuan setiap 1 tahun tidaklah cukup bagi mereka. Untuk apa yang terjadi selanjutnya setelah permohonan tersebut dibuat Sakura tahu dengan jelas, karena setelah itu mereka berdua jatuh dalam kondisi koma dan terjebak dalam 1 mimpi.

Kembali ke kenyataan Sakura sempat terdiam melihat Rafi masih dalam kondisi koma, ia sempat memikirkan kata – kata terakhir Rafi sebelum ia hilang kesadaran, yaitu ucapan selamat tinggal darinya, Sakura tidak bisa menahan air mata dan menangis mengetahui Rafi mengorbankan dirinya untuk terjebak dalam mimpi itu untuk membebaskan Sakura seperti kalimat terakhir dalam paragraph sebelum nya “Everything in this world has it own price, what you have already given cant be taken back”, bukti ini mendukung apa yang Sakura pikirkan, Rafi benar – benar mengorbankan dirinya untuk membebaskan Sakura.

Dan tentu Rafi juga mengetahui hal ini, karena ingatannya sudah kembali jauh sebelum ingatan Sakura kembali, karena ia peduli dengan Sakura ia tidak segan mengorbankan kebebasan nya sendiri untuk melepaskan Sakura dari mimpi ini. Tentu ia tidak memberi tahu Sakura akan hal ini, mengetahui Sakura tidak akan menerima hal ini, dan pada akhirnya mereka berdua akan terjebak di mimpi ini selamanya.

Sakura hanya bisa terus menangis, ia berpikir jika saja ia tidak pernah mengajak Rafi ke Gudang di rumah nya dan memainkan buku tua tersebut,  atau mungkin bahkan jika mereka berdua tidak pernah bertemu, mungkin Rafi tidak akan pernah jatuh ke dalam kondisi ini. Ia hanya bisa duduk di sebelah ranjang tempat Rafi terbaring sambil mengusap air matanya.

Sakura tahu menangis tidak akan menyelesaikan apapun, karena sebelumnya karena berkat kerja keras Rafi lah ia bisa terbebas. Tidak tahu berapa lama ia akan terus berusaha mencari jalan keluar untuk Rafi terbebas dari mimpi tersebut, tidak ada hal yang pasti, Sakura harus memulai dari awal, dan kali ini ia kembali sendirian. Entah seberapa Panjang atau sulit nya perjalanan yang harus ia tempuh, namun hanya ada satu hal di kepala nya, “menyelamatkan Rafi".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun