Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kasus Aisyah Temanggung dan Bahayanya Melabeli Anak Nakal Sembarangan

19 Mei 2021   12:07 Diperbarui: 19 Mei 2021   15:35 1903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sesungguhnya tidak senakal itu kok. Memang cairan di otak saja yang sudah tidak seimbang dari lahir karena kelainan. Dan seharusnya bukan masalah jika ditangani dengan benar baik rutin terapi juga obat-obatan oleh ahlinya. 

*

Yah, saya beruntung, nasib saya memang tidak setragis Aisyah. Tapi melalui tulisan ini, saya ingin menyampaikan pada orang dewasa atau siapapun yang masih melabeli "anak nakal" pada bocah manapun, bahwa label itu tidak akan pernah mengubah anak-anak itu menjadi lebih baik. Label itu tidak lain hanya akan menyuburkan luka batin. Menghancurkan citra diri. 

Selain itu, penasihat Anak Dr. Brenna Hicks seperti dikutip dari Nakita mengatakan, anak-anak mengembangkan dan mendefinisikan perasaan diri mereka dengan memproses apa yang orang lain katakan tentang mereka. Artinya, jika dikatakan anak nakal dan bandel ya mereka akan menganggap mereka memang seperti itu (seperti yang saya alami sendiri). 

Bahkan kalaupun memang benar anak tersebut nakal dan bandel, selidikilah benar-benar yang menjadi akar masalahnya. Mintalah bantuan pada yang benar-benar profesional. 

Hey, zaman sudah canggih lho. Apa yang terlihat begitu mistis kadang punya penjelasan ilmiah yang sungguh sederhana. 

Berkaca pula pada kasus Aisyah, semoga para orang tua juga tidak bosan upgrade ilmu pengetahuan dan agama sepanjang hayat, agar akal sehat tak jadi tumpul. Dan nurani tidak mati. 

Selamat Jalan, Aisyah. 

Tidur yang nyenyak ya, Sayang. 

Salam dari Tepian Musi

Kompal : kompasianer palembang
Kompal : kompasianer palembang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun