Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Publik Heran Kasus Yuyun, Saya Tidak!

5 Mei 2016   12:50 Diperbarui: 24 Desember 2016   13:16 172729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2012, orangtua saya pindah ke Palembang. Saya masih di Bengkulu. Saat itu, saya cukup sering bolak balik antara kedua kota itu dan selalu menggunakan jasa travel. Suatu kali, saya mengambil tiket perjalanan malam hari. Sampai di daerah Texas sekitar jam 9 malam. Saya duduk di depan, sesekali ngobrol dengan supir. Dia masih muda dan tampak sangat waspada menyetir.

"Pelan-pelan nggak papa, asal jangan masuk lubang. Gawat kalau sampai masuk lubang. Banyak ranjau," kata Supir.

Kening saya berkerut. Ranjau? Melihat raut keheranan di wajah saya, Supir sengaja mengarahkan lampu ke satu lubang di jalan, dan terlihatlah sebuah balok kayu yang penuh tertancap paku dengan sisi tajamnya menghadap ke atas. "Lihat itu. Kalau sampai ada mobil yang kena ranjau, alamat masuk koran besoknya... (Jadi korban rampok)".

Setelah sering melintas jalur tersebut, tahun lalu saya menyadari... Bahwa di sepanjang jalur Texas yang sekitar 45 km itu, sangat jarang ditemukan adanya rumah ibadah. Padahal jika di daerah lain, setiap beberapa km selalu ada Masjid. Bukan berarti di jalur Texas itu tidak ada masjid atau rumah ibadah lain... Ada. Tapi saya rasa jumlahnya terlalu sedikit untuk daerah seluas itu.

Terakhir, tahun 2014 lalu kerusuhan hebat terjadi di daerah sana. Mapolsek sampai dibakar... Lalu bentroknya melibatkan aparat TNI/polri dengan masyarakat setempat. Penyebabnya sepele. Ada warga yang tewas di tangan polisi lantaran terlibat kasus perampokan. Keluarga dan warga lain tak terima hingga balas dendam ke aparat. Mengerikan. Dan agaknya, bukan saya saja yang gerah dengan kebrutalan daerah ini. Saya menemukan blog lama di internet yang mendokumemtasikan ganasnya daerah Texas Bengkulu ini, yang secara spesifik menyebut satu Desa yakni Kepala Curup (Palak Curup) :  kepalacuruppenjahatrampok.blogspot.com

Oh iya, satu lagi. Tahun 2015 lalu juga ditemukan ladang ganja seluas 5,5 ha... Masih di kecamatan yang sama dengan rumah Yuyun : PUT.

***

Telinga saya sudah begitu akrab dengan keganasan daerah ini... Makin tak heran ketika mendengar kasus perkosaan Yuyun. Seolah-olah malah menjadi pembuktian spekulasi yang selama ini beredar, bahwa daerah Texas memang tempatnya produsen penjahat. Bukan berarti isinya penjahat semua, tapi rasanya orang baik-baik di sana akan terasing. Tertutup peran dan keberadaannya oleh begitu banyaknya tindak amoral yang terjadi... Terlalu banyak... Amat banyak... Anggota aparat penegak hukum yang punya hak memegang senjata dan bisa membela diri saja banyak yang jadi korban, apalagi "hanya" Yuyun... Gadis cilik malang yang bahkan saya ragu kalau dia sudah mengerti apa yang sesungguhnya terjadi padanya. Bisa apa dia menghadapi kuasa setan bertopeng manusia?

Kasus Yuyun adalah kasus multidimensi. Tak cukup menyebutnya hanya sebagai "kekerasan dan pelecehan seksual pada anak dan perempuan". Tidak. Ini perkara yang lebih serius : Krisis moral. Krisis akhlak para penduduknya. Merampok, menjarah, membegal... Biasa! Mabuk ganja, main judi dan togel juga biasa. Apalagi cuma tuak? Haahhhh.... Ini minuman wajib kalau "ngumpul-ngumpul". Kadang diminum bersama durian, kadang dicampur pula dengan bodrex.

 Beberapa orang mengaitkan itu semua dengan faktor ekonomi dan ketertinggalan daerah. Daerah pedalaman mungkin benar, tapi faktor ekonomi? Duhhh... Ini semata alasan yang dicari-cari menurut saya. Kabupaten Rejang Lebong adalah wilayah pegunungan nan subur. Bertani, beternak, berkebun harusnya cukup untuk hidup. Pun tertinggal, daerah ini adalah jalur lintas utama penghubung Bengkulu dengan Provinsi lain seperti Sumsel dan Jambi. Tinggal lagi bagaimana pemerintah pusat dan daerah... Sudahkah memerhatikan daerah ini sebagaimana seharusnya?

Publik heran kasus Yuyun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun