Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ini Dia Para Penghafal Alkitab

26 Januari 2016   15:58 Diperbarui: 10 Februari 2019   09:46 9562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bahkan, daftar para penghafal Alkitab di atas itu, saya rasa tidak banyak orang kristen lain yang tahu tentang mereka. Mereka tidak serta merta menjadi terkenal atau jadi bagian dari 100 orang TOP dunia. Atau sekadar jadi judul berita "WOW! Orang Ini Hafal Alkitab!" di koran...karena memang tidak digembar-gemborkan. Karena memang kemampuan mereka itu sungguh bukan sesuatu yang wow.

Emmm, well,mengagumkan memang...tapi yah sebatas kagum. Untuk standar yang bersifat rohani... untuk kami--para orang Kristen-- menghafal Alkitab saja sungguh belum ada apa-apanya.

Karena tuntutan yang sebenarnya adalah :

Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. (Yakobus 1:22)

"...setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." (Matius 7:26-27)

"Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?" (Lukas 6:46)

 

Yup. Yang terpenting adalah menghidupkan firman itu dalam kehidupan, dengan cara melakukannya --dan bukan sekadar menghafalkannya--.

So, kalau ada kawan-kawan dari agama lain yang punya standar berbeda menurut ajaran masing-masing ya silakan diyakini dan dijalankan...tapi saya berharap, berhentilah memaksakan standar kacamata kalian itu ke kami-kami yang berbeda. Apalagi sampai bikin kesimpulan mengada-ada yang menyakitkan hati.

Oke? Damai Indonesiaku!

"Kalau seseorang sudah yakin dengan kebenaran keyakinannya sendiri, dia tidak perlu melakukan pembenaran dengan cara mencari-cari kesalahan keyakinan orang lain" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun