Mohon tunggu...
Arai Nisari
Arai Nisari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi dan Multimedia

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Mengenal Kuliner Wadi Ikan Patin yang Berasal dari Palangkaraya

29 Oktober 2021   14:19 Diperbarui: 29 Oktober 2021   14:23 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuliner. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Rembolle

Palangkaraya merupakan ibu kota dari salah satu provinsi yang ada di Indonesia, yaitu Kalimantan Tengah. Palangkaraya merupakan kota yang sempat digadang-gadang akan menjadi ibu kota Indonesia, pada masanya. 

Mayoritas penduduk yang bertempat tinggal di Palangkaraya berasal dari Suku Dayak dan juga Suku Banjar. Kedua suku ini dulu sangat dikenal sebagai peladang yang tangguh, dan juga sering berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. 

Tidak jarang kedua suku ini jauh dari sungai yang merupakan salah satu sumber kehidupan mereka. Dengan mereka jauh dari sungai mereka tidak dapat mengkonsumsi ikan yang sudah menjadi hidangan wajib disetiap waktu makan. 

Hal ini membuat masyarakat Suku Dayak dan Suku Banjar mulai mempelajari teknik pengawetan ikan yang biasa disebut Wadi yaitu fermentasi ikan. Fermentasi ikan dapat digunakan sebagai bahan cadangan makanan bagi kedua suku ini ketika mereka jauh dari sungai.

Wadi Ikan patin ialah makanan yang berasal dari fermentasi ikan patin. Wadi sendiri dapat dibuat dengan berbagai jenis ikan, akan tetapi untuk menghasilkan cita rasa yang "WOW", sehingga dapat lebih digemari harus menggunakan ikan yang mengandung banyak lemak. Kuliner ini sendiri, mirip dengan kuliner asal Jepang yaitu Funazushi. 

Yang membedakan kedua kuliner ini ialah Wadi hanya memerlukan waktu pembuatan yang lebih pendek, yakni hanya dalam hitungan minggu sedangkan Funazushi memakan waktu hingga tahunan.


Kuliner ini juga telah menjadi konsumsi turun-menurun di masyarakat Suku Dayak dan Suku Banjar, bahkan saat ini Kuliner Wadi Ikan Patin tidak lagi hanya menjadi konsumsi pribadi. 

Meskipun Wadi memiliki bau yang sangat menyengat namun kuliner yang satu ini memiliki cita rasa yang unik, yaitu cita rasa asin dan asam serta kesegaran ikan patin yang sangat menggoda. Cita rasa yang unik tersebut dapat dinikmati dalam satu gigitan Wadi. Bagi para pecinta kuliner patut mencicipi kuliner khas Palangkaraya yang satu ini.

Untuk para wisatawan serta pecinta kuliner yang merasa tertarik dan penasaran bagaimana rasa Wadi Ikan Patin dan saat ini belum dapat mengunjungi Palangkaraya secara langsung dikarenakan adanya pandemi COVID-19, tidak perlu risau karena harus menunggu pandemi COVID-19 berakhir. 

Dikarenakan saat ini sudah banyak orang yang memperjual belikan Wadi Ikan Patin baik di toko fisik maupun di toko online yang dapat di kunjungi oleh wisatawan luar kota, provinsi, bahkan luar negeri. 

Para wisatawan yang membeli kuliner secara online tidak perlu khawatir Wadi Ikan Patin yang diterima akan basi dan busuk dikarenakan Wadi Ikan Patin dapat bertahan selama beberapa bulan dalam wadah tertutup.

Akan tetapi bila tetap tidak ingin membeli secara online dikarenakan alasan-alasan pribadi, kalian dapat mencoba untuk membuat Wadi Ikan Pati. Berikut beberapa langkah yang dapat kalian ikuti, pertama siapkan ikan patin yang telah dipotong-potong dengan ukuran sedang kemudian beri garam lalu diamkan semalaman. 

Kedua, pada keesokan harinya cuci ikan hingga bersih lalu rendam ikan dengan larutan gula merah, setelah itu diamkan selama dua hari diwadah tertutup. 

Ketiga, tiriskan ikan dan masukkan ke dalam toples, lalu taburkan beras dan diamkan sekitar seminggu. Dan untuk menikmati kuliner ini dapat terlebih dahulu digoreng atau di kukus, masak saja sesuai dengan selera kalian.

Proses untuk membuat Wadi Ikan Patin terkesan sangatlah mudah, akan tetapi di Palangkaraya juga mengenal kata "beda tangan beda rasa" yang mana biarpun teknik, bahan, dan waktu yang digunakan sama akan tetapi rasa Wadi yag dihasilkan akan berbeda. rasa yang dihasilkan bisa lebih enak atau lebih buruk. 

Selain berpengaruh kepada rasa, apabila selama prosesnya ada kesalahan atau ada yang tidak tepat maka dapat menyebabkan ikan berulat sehingga tidak lagi dapat dikonsumsi. 

Hal ini juga yang membuat pengolah kuliner wadi tidak sebanyak pengolah kuliner lainnya, yang mana pengolah kuliner ini mayoritas para tetua. Beberapa hal tersebut membuat saya menyarankan para wisatawan yang merasa tertarik dengan kuliner ini untuk membeli saja secara online.

Dari Kuliner Wadi Ikan Patin yang memiliki aroma menyengat dan memiliki cita rasa yang dominan asin dan asam, akan tetapi kulier ini dapat menarik wisawatan untuk mencoba kuliner yang satu ini. Serta Dari kuliner ini kita dapat belajar bahwa sesuatu yang terlihat mudah juga tidak semua orang dapat melakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun