Mohon tunggu...
Arai Amelya
Arai Amelya Mohon Tunggu... Freelancer - heyarai.com

Mantan penyiar radio, jurnalis, editor dan writer situs entertainment. Sekarang sebagai freelance content/copy writer dan blogger. Penyuka solo travelling, kucing dan nasi goreng

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Bangun Gaya Hidup Membaca ala Budaya Tachiyomi Jepang

4 November 2021   07:06 Diperbarui: 4 November 2021   07:38 1148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Antonio Tajuelo/ Flickr

Walt Disney pernah bilang, 'Ada jauh lebih banyak harta di dalam buku-buku daripada simpanan para perompak di pulau harta karun'

Mungkin memang benar seperti itu.

Karena sejak kita semua kecil, kita selalu diajarkan baik oleh orangtua hingga guru-guru di sekolah, untuk rajin membaca buku. Buku adalah jendela dunia yang bisa memberikan berbagai informasi lewat lembaran-lembaran kertas yang dipenuhi tulisan. Lewat sebuah buku kita bisa mengetahui sejarah-sejarah tokoh masa lalu, sampai memprediksi teknologi masa depan.

Namun apa yang terjadi ketika usia dewasa tiba?

Percayalah, tidak banyak di antara kita yang bertahan dan menjadikan membaca sebagai salah satu kebiasaan sekaligus gaya hidup sehari-hari. Ya, membaca mungkin tidak seperti diet mayo, bersepeda setiap akhir pekan, hiking dua pekan sekali, clubbing, traveling tiap bulan atau bahkan menjadi vegetarian.

Membaca hanya dianggap sebagai sebuah kegiatan yang sesekali bisa dilakukan dan mudah tergantikan oleh hal lain.

Sebuah anggapan yang akhirnya menjadi bangsa ini benar-benar tertinggal jauh dalam hal membaca.

Budaya Literasi Rendah yang Harus Diubah

Memiliki lebih dari 272 juta jiwa, negeri ini justru mencatat fakta yang cukup menyedihkan soal literasi.

Kita seolah dikagetkan saat OECD (Organization for Economic Co-Operation and Development) merilis survei yang dilakukan PISA (Program for International Student Assement) pada tahun 2019 lalu. Di mana Indonesia ternyata ada di posisi ke-62 dari 70 negara dalam hal tingkat literasi.

Informasi itupun dibenarkan oleh Suhajar Diantoro selaku Staf Ahli Mendagri dalam Rakornas bidang perpustakaan tahun 2021. Tak hanya itu saja, total jumlah bahan bacaan dibandingkan total jumlah penduduk Indonesia ternyata hanya 0,09. Artinya satu buku ditunggu oleh 90 orang setiap tahunnya, yang membuat tingkat literasi Indonesia makin anjlok, seperti dilansir Tribun News.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun