Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Uluwatu: Debur Ombak dan Pesona Religi Adat Bali

25 Mei 2023   11:43 Diperbarui: 25 Mei 2023   12:29 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uluwatu Bali, image penari sumber: ngopibareng.id dan dokumen pribadi

Uluwatu: Debur Ombak dan Pesona Religi Adat Bali

Matahari mulai meninggi ketika kami tiba di tempat ini. Sesayup debur ombak Samudra Hindia dan bunyi tetabuhan gamelan khas Bali mengalun tertiup oleh angin kering. Bangunan pura berukir indah dan rumit tampak di beberapa tempat. Ada pura yang berdiri di atas tebing curam, itu Pura Luhur Uluwatu. Ramai para pengunjung dari mana saja, lokal dan manca negara, mengenakan kain ungu dililit di setiap pinggang, mengelilingi kawasan wisata religi ini. Kain ungu sebagai simbol sikap sopan berbusana, untuk menghormati kawasan yang sarat tradisi, adat istiadat dan tata upacara masyarakat Hindu Bali.

Disebut wisata religi karena kawasan Pura Luhur Uluwatu adalah tempat yang disucikan, tetapi masih boleh untuk dikunjungi wisatawan dan dinikmati keindahan alam, pesona seni, adat dan tradisinya.

Beberapa Larangan

Tadi sebelum memasuki kawasan ini, kami mendapat wejangan untuk bersikap sopan selama berada di Uluwatu. Selain itu ada beberapa aturan lain untuk menjaga penghormatan terhadap budaya dan lingkungan setempat. Di antaranya:

Pura Uluwatu: Ketika mengunjungi Pura Uluwatu, pengunjung harus menghormati tempat suci ini. Dilarang masuk ke dalam pura kecuali jika kita berpakaian sopan, yaitu menutup bahu dan lutut. Juga, hindari mengganggu upacara keagamaan yang sedang berlangsung dan patuhi petunjuk dari pengurus pura. Pendeknya pengunjung tidak boleh aneh-aneh atau aeng aeng. Gitu ya brow.

Kebersihan dan Lingkungan: Penting untuk menjaga kebersihan dan menjaga lingkungan di Uluwatu. Jangan membuang sampah sembarangan, gunakan tempat sampah yang tersedia. Hindari merusak atau mencemarkan pantai, tebing, atau area sekitarnya.

Monyet Liar: Di sekitar Pura Uluwatu, terdapat monyet liar yang kadang-kadang mencuri barang-barang dari pengunjung. Jaga barang-barang berharga, dan hindari memberi makan atau berinteraksi terlalu dekat dengan monyet, karena mereka dapat menjadi agresif.

Ombak yang Berbahaya: Uluwatu terkenal dengan ombaknya yang kuat dan berbahaya, terutama bagi pemula. Jika Anda tidak memiliki pengalaman surfing yang memadai, disarankan untuk tidak mencoba surfing di sini tanpa pengawasan atau bimbingan yang tepat.

Kecak Dance: Saat menonton pertunjukan Kecak di Uluwatu, penting untuk menghormati para penari dan mengikuti petunjuk dari petugas. Hindari mengganggu pertunjukan atau menggunakan kamera atau ponsel dengan lampu kilat yang dapat mengganggu penonton lainnya atau penari.

Selalu penting untuk menghormati budaya lokal, mengikuti aturan, dan menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan saat mengunjungi Uluwatu atau tempat wisata lainnya.

Memasuki Kawasan Khas Bali

Dan kami pun memasuki kawasan, memakai pakaian sopan, termasuk mengenakan kain ungu yang dililitkan di pinggang. Kain ini disediakan oleh pengelola. Dalam hati, aku senang karena baru pertama kali ini aku melilitkan kain khas Bali di pinggangku yang kecil (gak dink, perutku mulai membuncit..hihihi) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun