Mohon tunggu...
Aqil Aziz
Aqil Aziz Mohon Tunggu... Administrasi - Suka makan buah

Mencintai dunia literasi. Penullis di blog : https://aqilnotes.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mesin

13 Juni 2018   05:56 Diperbarui: 13 Juni 2018   06:04 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu yang goblok. Masak mesin, digoblok-goblokkan. Kamu mestinya terima kasih, bisa tenang, ambil istirahat. Daripada kerja terus-menerus tak berujung. Mentang-mentang mesin, digenjot terus. Memangnya mesin tidak butuh istirahat, mikir!"

Petugas kantor itu tersentak. Lalu membantah.

"Lho.. kamu bisa capek? Kamu kan mesin. Mestinya menurut saja, tak perlu protes. Tak perlu mogok. Jangan nyontoh manusia. Semakin kamu menjadi seperti manusia. Maka kamu akan kehilangan jati diri menjadi mesin."

"Saya tidak mencoba meniru seperti manusia. Saya hanya mengganti posisinya. Karena manusia bekerja seperti mesin, maka sudah sepantasnya saya bekerja seperti manusia. Sesekali mogok. Atau libur, gak apalah. Meski tidak harus mudik atau wisata dengan keluarga. Cukup dengan berhenti itu sudah baik. Kamu kira hanya manusia saja yang butuh istirahat. Saya juga butuh. Untuk menstabilkan kinerja. Mendinginkan proses. Dan menambah kualitas cetak lebih baik. Yang saya lihat bahkan manusia tidak bisa berhenti bekerja. Manusia itu butuh uang tidak butuh istirahat."

Karena geram dengan jawaban itu. Ia menendang mesin baru itu. 

"Aduh, kakiku ketekuk." Mesin itu terkekeh, seperti mengejek.


"Mending Bapak istirahat dulu. Anak dan istri menunggu di rumah. Berliburlah. Libur itu penting, untuk menyegarkan otot-otot dan me-refresh pikiran. Uang tak ada habisnya dicari. Dompetmu tidak akan penuh. Selalu kurang, kurang dan kurang."

"Tapi.? ini kan masuk kerja."

"Kamu bisa ambil cuti. Pulanglah dan mudik. Biarkan saya di sini tetap menjadi mesin. Dan kamu tetap menjadi manusia. Silaturrahim tak butuh uang, silaturrahim hanya butuh kehadiran dan perhatian. Jangan kerja seperti mesin.!"

Setelah mendengar penjelasan itu. Petugas itu tak menanggapi. Lalu pergi meninggalkan ruang mesin. Di sudut luar ruang mesin. Dua orang pekerja, saling bertatap, dan heran Petugas kantor itu bicara sendiri. Salah satu dari mereka kemudian berujar : "Sepertinya ia butuh istirahat."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun