Mohon tunggu...
Aqil Aziz
Aqil Aziz Mohon Tunggu... Administrasi - Suka makan buah

Mencintai dunia literasi. Penullis di blog : https://aqilnotes.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Istri

12 Juni 2018   07:55 Diperbarui: 12 Juni 2018   09:55 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar YouTube

"Menurutmu, dia cantik?" ia tak menghiraukan peringatanku. Terpaksa aku menjawabnya.

"Ya. tapi itu dulu. Sekarang tidak."

"Kok bisa?"

"Ya karena setelah menikah denganmu, yang lainnya sudah berubah. Di mataku cuma kamu."

"Ah. Gombal!"Dia memukul pundakku. Kita tertawa bersama. 

Aku senang melihatnya bisa tersenyum. Senyum yang menyeretku ke masa, di mana kami dapat melakukan pekerjaan secara bersama-sama. Tangannya yang cekatan, jalannya lincah. Tutur katanya, sopan santun. 

Bersikap baik kepada semua orang. Membuat keluarga kami dikenal baik di masyarakat. Kesabaran dan keteguhannya dalam mengatur rumah tangga. Membuatku tak memiliki alasan lain, kecuali menyayanginya. 

Kebaikan-kebaikan yang ia pupuk di dalam rumah tangga ini. Tumbuh subur bak pohon mangga di depan rumah, yang setiap kali diambil buahnya tidak pernah habis. Begitulah kami menikmati hidup. Tapi sebenarnya ada yang kurang dalam rumah tangga kita, yaitu kehadiran si kecil. 

Tuhan belum menjawab doa'-do'a kami. Akhirnya kita putuskan bahwa itu adalah kehendak Tuhan yang tidak bisa digugat. "Mungkin itu lebih baik untuk kita." jawabku memberikan kekuatan untuk tetap terus bersabar.

Itu dulu. Tapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, semenjak mobil menabrak kakinya, remuk dan patah hingga kini tak bisa digerakkan lagi. 

Beberapa kali melakukan operasi, tetap saja tidak bisa digerakkan, tidak bisa kembali normal. Hidupnya kini berada di atas kursi roda. Kadang sesekali saya bawa ke luar rumah. Saya bujuk untuk mau keluar. Saya dorong, supaya dapat menghirup udara segar. "Itu baik, untuk psikologimu. Semoga tetap semangat dalam menjalani hidup," kataku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun