Mohon tunggu...
Aqiila Rafi Pratama
Aqiila Rafi Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu komunikasi Universitas Airlangga

saya merupakan mahasiswa S1 Ilmu komunikasi Universitas Airlangga. sesuai dengan jurusan saya, saya memiliki hobi videografi dan bermain video game. saya selalu tertarik dengan berita otomotif atau hal-hal yang berbai teknologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tantangan Pembangkit Listrik Batu Bara Menghadapi Global Warming

28 Juni 2022   14:15 Diperbarui: 28 Juni 2022   15:33 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Akhir-akhir ini, mulai banyak perbincangan akan bagaimana cara kita memperbaiki pola kehidupan menjadi lebih baik. Kehidupan yang sehat, tak hanya bagi kita sebagai manusia, namun juga sehat bagi bumi. 

Dimana kehidupan tersebut ramah terhadap lingkungan dan lebih efisien. Untuk memulai kehidupan tersebut, tentunya harus terjadi perubahan yang signifikan dari kehidupan kita sebelumnya.

Seperti yang dilakukan para petinggi negara di pertemuan Conference Of the Parties (COP) 26 yang dilaksanakan pada 31 Oktober - 13 November 2021 di Gaslow, Skotlandia. 

Dalam pertemuan tersebut, para petinggi negara termasuk Presiden Joko Widodo sepakat untuk menekankan pentingnya upaya bersama dalam membatasi kenaikan suhu global yang mencapai 1,5 derajat celcius. 

Salah satu keputusan yang juga disepakati dalam pertemuan tersebut yaitu mengurangi penggunaan batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik dengan melakukan transisi secara bertahap ke Energi Baru Terbarukan (EBT). 

Indonesia sendiri memutuskan untuk mulai mengurangi penggunaan batu bara di tahun 2030 dengan harapan pada tahun 2056 tidak ada lagi emisi karbon di udara yang merupakan hasil dari penggunaan batu bara.

Banyak hal baik yang dapat terwujud dari rencana pemerintah ini. Rencana ini dapat mewujudkan mimpi masyarakat Indonesia akan kehidupan yang jauh lebih baik. Penggunaan batu bara selama ini memang sangat membantu, namun juga merugikan. 

Tingkat polusi udara yang memburuk, iklim yang semakin hari semakin tak menentu, membuat penggunaan batu bara yang semula membantu, kini membahayakan. 

Rencana ini setidaknya memberi harapan akan masa depan yang lebih cerah. Masa dimana semua sumber energi yang kita miliki merupakan EBT, tak ada lagi polusi udara dan iklim yang tak menentu. Dan kita dapat kembali menikmati alam Indonesia yang memiliki gelar sebagai paru-paru dunia.

Ambisi pemerintah akan penggunaan EBT memang hal baik, akan tetapi apakah rencana ini akan berjalan, mengingat saat ini pembangkit listrik tenaga uap yang bahan bakar utamanya menggunakan batubara merupakan pemasok energi listrik utama bagi Indonesia. 

Dalam setahun, PLTU yang terletak di Paiton, Jawa Timur dapat menyuplai energi listrik sebesar 7000 GigaWatt dan jumlah tersebut dapat memenuhi 5 persen dari kebutuhan energi listrik se-Jawa dan Bali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun