Mohon tunggu...
Apriliansyah
Apriliansyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Jurnalis dan pecinta fotografi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Malam Memelukmu Kembali

26 Juli 2020   02:43 Diperbarui: 26 Juli 2020   08:52 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

  

Sekuat-kuatnya mempertahankan sesuatu yang belum menjadi milik kita pasti akan berakhir dengan kehilangan. Demikianlah luka kembali terasa oleh sebuah kepergian ketika aku sedang mencintai perempuan dengan seutuhnya dan sepenuhnya.Aku meyakini sesuatu yang telah pergi kemudian kembali tidak akan pernah sama. Karena rasa tidak pernah berdiri sendiri pasti bertumpu pada sebaris kenangan. Selama lelaki pandai besi dengan rambut terurai hingga ke punggung tersebut terus merayu malammu, maka dirimu tetap menjadi abu-abu untukku.

Padahal, aku telah mencoba untuk menjadi cahaya namun keadaan terpaksa menjadikan aku hanya sebatas bayang-bayang.

Bila hanya menjadi debu, mengapa selama ini aku berani melawan angin, walaupun akhirnya terbang dan terbuang darimu.

Kau tetap memilih malam, sehingga aku mengembalikanmu dengan air mata . Padahal telah beratus kali aku katakan saat ini malam tidak memberikan apa-apa. Sebab ketika malam merangkak pagi, harapan hanya seumpama kunang-kunang indah bercahaya namun sejenak. Atau seperti seekor kupu-kupu kehilangan sayapnya tertatih untuk terbang.

Malam hanya menjadi ruang kosong. Lihatlah ketika adzan subuh menggema. Wajah-wajah layu mulai terlihat bersanding dengan merah gincu yang luntur disapu lengan baju. Sangat nisbi sekali.

"Tidak, setidaknya kamu harus tau aku ini siapa dan di mana tempat kamu pertama kali mengenalku dulu," ucapnya ketus.

"Sudahlah, jangan dibahas, aku sudah biasa memelihara sakit hati," jawabku menenangkan.

Aku memanggilnya, Selly, namun rekan-rekan  di tempat kerjanya memanggil dia dengan nama Cindy. Perempuan yang memiliki dua tahi lalat di sudut mulutnya. Menandakan dia perhatian  dan penyayang bukan judes atau sebaliknya.

Selly bagiku adalah perempuan berpayung kenangan. Terpaan badai kehidupan telah dilaluinya. Kehilangan dua permata dalam hidupnya pun menjadikan dia pribadi yang tidak mengenal kata menyerah. Namun ia pintar mememelihara kenangan. Kenangan yang sebenarnya cukup memilukan jika diceritakan.

Sekian tahun, ia mengarungi kehidupan dengan sendiri. Siang menjadi malam, malam menjadi siang. Ia besar dalam asuhan rembulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun