Rencana pengurangan ukuran rumah subsidi ini memiliki dimensi dilematis. Di satu sisi, ia membuka peluang inklusi perumahan di wilayah urban yang selama ini terhambat oleh harga lahan. Namun di sisi lain, terdapat risiko penurunan kualitas hidup, kesulitan rumah tumbuh, dan ancaman terhadap keberlanjutan sosial-spasial kawasan permukiman.
Untuk itu, jika kebijakan ini tetap akan dijalankan, perlu ada kompensasi sosial dan desain, seperti:
- Fasilitas ruang bersama (shared kitchen, taman komunal)
- Standar minimum sirkulasi udara dan pencahayaan alami
- Kemudahan modifikasi rumah di masa depan secara terstruktur
- Integrasi dengan transportasi dan fasilitas publik
Akhirnya, rumah tidak boleh sekadar "terbangun," tetapi harus menjadi tempat tinggal yang manusiawi, berkelanjutan, dan bermartabat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI