Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Noormah (Bagian Empat)

24 Oktober 2020   13:52 Diperbarui: 24 Oktober 2020   13:56 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                   

Bagian Empat

<< Sebelumnya

"Iya dan minta Noormah buatkan kopi susu, tapi susu gak ada, Bapak kasih Rp.20.000, buat beli susu,"

"Iya, jadi selama setahun menikah itu bu Noormah nggak pernah Bapak kirimin uang?"

"Enggak,"

"Trus buat makan dan kehidupannya sehari-hari sama Dodi gimana?"

"Noormah itu punya rumah Kost-kost-an di Kampung,"

"Oh gitu? Trus setelah itu Bapak tinggal sama bu Noormah di Kampung?"

"Nggak, setelah itu Bapak tiga tahun gak pulang-pulang lagi ke Kampung,"

"Waduuh! Dan bu Noormah minta cerai sama Bapak?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun