Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Amarah!

3 Agustus 2020   18:22 Diperbarui: 3 Agustus 2020   18:24 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah puisi kutuliskan di bawah rembulan yang sempurna bulatnya, kutuangkan amarah dalam bentuk kata-kata.

Untukmu yang selalu berusaha mengganggu ketenanganku!

Selalu berharap bisa membolak balikkan keyakinan di hatiku

Untukmu yang selalu ingin terlihat baik-baik saja di mata yang lain.

Untukmu yang selalu menikamku dari belakang dengan semua sikap manismu di depan semua orang di dekatku.

Sadarlah, Tuhan telah buka mata hatiku

Topeng manismu terbuka sudah

Jangan lagi pernah berharap menggenggam angin dengan kepalan tanganmu.

Percuma!

Jangan lagi pernah berharap kata-katamu mendinginkan, tidak!

Sekali aku bilang TIDAK! Maka selamanya TIDAK!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun