Sebuah puisi kutuliskan di bawah rembulan yang sempurna bulatnya, kutuangkan amarah dalam bentuk kata-kata.
Untukmu yang selalu berusaha mengganggu ketenanganku!
Selalu berharap bisa membolak balikkan keyakinan di hatiku
Untukmu yang selalu ingin terlihat baik-baik saja di mata yang lain.
Untukmu yang selalu menikamku dari belakang dengan semua sikap manismu di depan semua orang di dekatku.
Sadarlah, Tuhan telah buka mata hatiku
Topeng manismu terbuka sudah
Jangan lagi pernah berharap menggenggam angin dengan kepalan tanganmu.
Percuma!
Jangan lagi pernah berharap kata-katamu mendinginkan, tidak!
Sekali aku bilang TIDAK! Maka selamanya TIDAK!