Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surat untuk Istri Suamiku

5 Desember 2019   22:18 Diperbarui: 19 Desember 2019   07:59 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: watpad.com

Untukmu wanita berhati suci.

Surat ini kutulis untuk engkau, yang aku panggil kakak seorang wanita berhati mulia. Mengikhlaskan Suaminya untuk menikahiku, dan menerima aku dengan tangan terbuka.

Terasa mimpi ketika wanita mulia itu meminta aku untuk menjadi istri suaminya, merelakan aku untuk menjadi ibu dari putrinya. Wanita berhati mulia yang akan selalu aku panggil kakak, keberadaanku karena keikhlasannya.

Kak, aku berjanji akan selalu menjaga engkau dan putri cantik kalian seperti anakku sendiri, seperti  anak yang lahir dari rahimku sendiri. Aku berjanji atas nama Tuhanku, engkau dan putri cantik kita merasakan ketulusanku. Aku menyayangi kalian dengan sepenuh jiwaku.

Dulu ketika kakak awal mengenalku, aku selalu berkata pada suamimu yang saat ini menjadi suamiku juga, bila kakak tidak mau menerimaku aku ikhlas, asal jangan melarang aku untuk menyayangi putri kalian karena aku terlanjur sayang padanya.

Bila lelaki bermata tajam disuruh memilih aku rela mundur, karena hubungan ini bukan untuk dipilih atau memilih. Tak terbersit dihatiku untuk menjauhkan kakak dari suamimu, percayalah aku mencintai kalian.

Kak, ketika lelaki berambut ikal meminta ijin untuk menikah lagi, engkau menerima dengan lapang dada, disaat aku dalam posisi pasrah bila kakak tak menerimaku atau membenciku aku terima.

Kak, engkau berhati suci ketika aku menyapa, tak ada kemarahan dibibirmu, engkau tersenyum menyambut sapaanku. Doaku dikabul Tuhan.

Kak, aku sering meminta maaf bila kehadiranku tak dikehendaki, aku selalu berkata pada suami kita

"apa aku wanita jahat?"

"Tidak!" Kata itu meluncur dari mulut lelaki yang sama-sama kita cintai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun