Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

JNE Dorong UMKM Cirebon Tembus Pasar Internasional, Kenapa Tidak?

31 Oktober 2019   21:22 Diperbarui: 1 November 2019   17:42 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rabu petang sekitar pukul 15.00, terlihat keramaian di Olive  Bistro. Karena pada tanggal 30 Oktober 2019, JNE menggandeng Kompasiana menggelar JNE Kopiwriting, kebetulan rangkaian kegiatan yang telah digelar di beberapa kota seperti Bandung, Padang, Banjarmasin, Malang serta Yogyakarta. Cirebon adalah kota terakhir yang di kunjungi oleh Team Kompasiana.

Sangat jarang Kompasianer Cirebon dan Indramayu berkumpul, kegiatan JNE Kopiwriting yang diadakan di Kota Cirebon sebagai ajang silaturahmi bagi kami, betapa bahagia bisa bertatap wajah dengan mereka apalagi dengan Team Kompasiana yang penuh semangat mengemas acara dengan sangat bagus.

Kegiatan JNE Kopiwriting dibuka oleh ibu Murah Lestari, Regional Head JNE Jawa Barat. Adapun narasumber pada kegiatan tersebut selain dari JNE yang diwakili oleh mas Firman Ramadhan, selaku Deputy Manager dan Marketing JNE Cirebon,  dari perwakilan Pemerintah Kota Cirebon dihadirkan  Bapak Drs. Saepudin Jupri, beliau adalah Kepala Bidang Koperasi dan UMKM Kota Cirebon, sedangkan dari pihak pelaku  usaha diwakili oleh mas Coky selaku Marketing Manajer BT Batik Trusmi.

Acara terasa renyah dan menarik yang dikemas oleh mba Widya Tarmizi salah satu team Kompasiana, pembawaannya yang kalem telah berhasil membius para undangan baik dari para blogger maupun para wartawan untuk mengikuti acara sampai selesai.

Dokumen Penulis
Dokumen Penulis
Kegiatan JNE Kopiwriting di Kota Cirebon mengusung tema "Digitalisasi Dorong UMKM Lokal Tembus Pasar Internasional". Bapak Saepudin Jupri sangat optimis UMKM Lokal Go Internasional terbukti salah satu pelaku usaha batik yang ada di Kota Cirebon sedang mengurus perizinan untuk mengirim kain batik tulis  ke Amerika. Sesuai dengan salah satu Program Pengembangan UMKM Cirebon yaitu "Fasilitasi Promosi (dalam dan luar negeri).

Menurut Bapak Saepudin Jupri, potensi UMKM Kota Cirebon meningkat setiap tahunnya dari tahun 2013 sampai dengan awal triwulan IV tahun 2019 sebesar 1352.

Banyak keunggulan di Kota Cirebon selain Batik Mega Mendung yaitu kuliner seperti docang, nasi lengko, nasi jamblang, mie koclok, bubur sop, sirop tjampolay dan masih banyak lagi. Budaya sejarah maupun kerajinannya.

Kami sebagai warga Cirebon, merasakan peningkatan setelah adanya tol Cipali dengan banyaknya pelaku bisnis dari luar kota yang menyimpan investasi di Kota Cirebon.

Dengan berbondong-bondongnya pengusaha besar ke Kota Cirebon  secara tidak langsung menjadikan tantangan dan permasalahan yang dihadapi UMKM  Pribumi. Mereka bersaing dengan pengusaha bermodal besar. Jika mereka tidak mempunyai inovasi dan kreatifitas bisa jadi usahanya gulung tikar. Apa lagi jika mereka tidak memanfaatkan media sosial sebagai ajang promosi bisa dipastikan usahanya tidak akan berjalan lancar.

Dari sekian banyaknya UMKM yang ada di Kota Cirebon hanya 63 UKM yang aktif dalam menggunakan media sosial secara rutin dan praktik digitalisasi. 56 kuliner, 4 industri kreatif dan 3 fashion.

Selanjutnya mas Coky selaku Marketing Manajer BT Batik Trusmi menceritakan pengalaman ibu Sally Giovani, miliarder muda dan cantik pemilik Batik Trusmi yang lahir pada tanggal 26 September 1988.

Berkat kegigihan, usaha keras dan tekad yang kuat, dalam usia muda beliau  sudah memiliki toko grosir Batik Trusmi dengan luas 1,5 hektar dan menjadikan sebagai Toko Batik terluas di Indonesia.

Usaha awal bu Sally adalah jual beli kain mori usahanya hanya berjalan 5 bulan karena sering mengalami kerugian, sisa kain mori atau kain putih sebagai bahan batik yang dibawa ke pengrajin dengan  desain oleh bu Sally sendiri.

Prinsip yang dipegang teguh adalah "lebih baik dikomplain harga dibandingkan mutu produk".

Awalnya beliau mempunyai 2 karyawan sekarang kurang lebih ada 850 karyawan dan lebih dari 500 pengrajin batik.

Kemudian mas Firman Ramadhan, Deputy Manager dan Marketing JNE Cirebon menjelaskan bahwa, JNE  di Cirebon memiliki 335 titik jaringan dan pertumbuhan pengiriman JNE Cirebon pada tahun 2018 antara 30% - 40% dibandingkan tahun lalu yang di dominasi oleh online seller sebesar 70%.

JNE yang berdiri pada tahun 1990 sebagai perusahaan nasional yang berkonsentrasi pada bidang usaha jasa pengiriman dan pendistribusian, juga memperluas bidang usahanya hingga jasa pengiriman makanan khas daerah (PESONA), jasa kepabeanan, penjemputan di bandara dan pengiriman uang/money remittance.

Menurut mas Firman Ramadhan, banyak fasilitas yang JNE tawarkan salah satunya adalah JTR  yaitu layanan pengiriman dalam jumlah besar dengan menggunakan armada truk melalui darat dan laut dengan harga yang kompetitif.

Ketentuan layanan JTR adalah minimum berat paket yang dikirimkan 10 Kg, berlaku untuk pengiriman motor dan berlaku untuk pengiriman nasional.

Dokumen Penulis
Dokumen Penulis
Acara JNE Kopiwriting yang diadakan di Kota Cirebon diakhiri dengan makan malam serta foto bersama dan ramah tamah antar kompasianer yang dipandu oleh mas Dimas.

Dokumen Penulis
Dokumen Penulis
Acara yang sangat menyenangkan karena saya bisa mengenal para kompasianer yang ada di Cirebon dan Indramayu. Semoga kedepannya daerah Kuningan dan Majalengka bisa bergabung dengan kami.

Dokumen Penulis
Dokumen Penulis
ADSN1919

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun