Kita lukis kehidupan  bagaikan membuat secangkir kopi susu bersama, menurutmu penyatuan rasa yang utama di dalam perjalanan hidup kita.
Bersamamu, menyeduh kopi susu  bagaikan melebur masa lalu dan masa kini menjadi satu. Bila masa lalu hitam dan masa kini  putih maka masa depan  perpaduan dari dua warna.
Bersamamu aku belajar melihat polah manusia dengan rasa, dengan rasa aku melihat sandiwara, dimana setan bertopengkan malaikat begitupun sebaliknya.
Engkau bangunkan tidur panjangku, mencubit rasaku ketika  terlena, bersamamu belajar menutup mata dari gemerlap dunia!
Aah dunia!
Bersamanya kutahu pintu neraka  terlihat bagaikan surga. Mengenali nafsu berbalut cinta.
Jalan sunyi kulalui bersamanya, mencari aku di dalam diri, pertemuan dengannya tatkala dia masuki ruang hati yang terlihat kosong di matanya.
"Siapa aku?"
"Mengapa aku?"
"Siapa engkau?"
"Siapa dia?"