Mengendap-endap  di balik malam basah,  mengetuk-ngetuk pintu hati paket kerinduan terbungkus rapi, senyum tulus terpasang dengan tatap menggoda, sayap terbentang kokoh, tempat senja bersembunyi.
Pria berjanggut pendek menggelitik pipi senja, ucap sayang tak berhenti dari bibir, seolah waktu terhenti, tak hirau mata-mata sinis, tak hirau taring  ocehan, senja dalam dekap.
Minggu ditunggu bertemu raga, melihat tatap hangatkan diri, alam sunyi bertemu rasa, menjadi penari khusus dihadapan, senyum melihat senja menggeliat.
Setiap saat peluru rindu menghujam, sapaan lembut menjadi selimut menutup tubuh, menyembunyikan dari mata-mata liar demi senja relakan nyawa.
ADSN, 180619