Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cantik

25 Mei 2019   15:04 Diperbarui: 25 Mei 2019   15:04 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
galerikartunbaru.blogspot.com

Cantik
Bisikmu ketika melihat pujaan hati  merengut dan merajuk, tak perlihatkan kekesalan bila pujaan hati mogok bicara ketika kau telpon, mulutmu berbicara kesana kemari sampai pujaan hati bicara walau satu kata. Ahh.

Cantik

Bisikmu ketika melihat pujaan hati menekuk bibir tanda ia enggan bicara, kau tak bosan-bosan merayu menenangkan, sepasang mata nanar penuh harap menanti senyuman pujaan hati.

Cantik
Bisikmu melihat pujaan hati tersenyum bahagia, matamu bak pelita bercahaya, parasmu cerah sambil berbisik "aku bahagia melihatmu bahagia, tersenyumlah untukku".

Cantik
Bisikmu melihat pujaan hati tersenyum manja, lirikan mata genit membuat matamu tak berkedip, "kamu milikku selamanya dan hanya aku milikmu" kata menggoda selalu terucap.

"Aku sayang kamu" bisikmu bila ada penggoda dan aku akan tahu itu, ikatan kuat menyatukan.

ADSN, 250519

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun