Mohon tunggu...
Apriani Abdullah
Apriani Abdullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Apriani Mar'atussolehah

Mahasiswa IAIN Palangka Raya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kelezatan Kuliner Nusantara Sebagai Kekuatan Pertumbuhan Ekonomi

14 Juni 2021   22:12 Diperbarui: 14 Juni 2021   22:13 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kekayaan Indonesia atas macam ragam kuliner memang patut untuk dibanggakan. Tak heran bila kuliner nusantara menjadi salah satu masakan terlezat di dunia. 

Kuliner nusantara tersaji dari sabang hingga merauke menjanjikan kelezatan, yang masing-masingnya memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri. Kekhsan inilah yang  menjadi daya tarik  bahkan bisa menjadi branding suatu daerah.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Abdul Rochim, mengatakan sektor yang sangat potensial untuk terus dipacu adalah industri makanan dan minuman, sebab industri makanan dan minuman  memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional. berbicara tentang bisnis kuliner, erat kaitannya dengan tanggung jawab Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

Dr. Ir. Wawan rusiawan M.M, Direktur Riset dan Pegembangan Bekraf juga mengatakan bahwa kuliner memiliki kontribusi besar terhadap PDB ekonomi kreatif Indonesia. Besar kontribusi yang telah diberikan oleh industri kuliner sebesar 41 persen atau sebesar Rp. 410 Triliun dari total pendapatan sector pariwisata dan ekonomi kreatif di tahun 2017.

Dari data yang dicatat oleh Kemenperin, sektor industri makanan dan minuman memberikan kontribusi sebesar 36,4% terhadap PDB manufaktur  pada Triwulan I Tahun 2020. Pertumbuhan sektor industri ini mencapai 3,9% pada periode ini. Industri makanan dan minuman memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor pada sektor manufaktur, menembus angka USD13,73 miliar (Rp 203,9 triliun) pada semester I tahun 2020.

Tantangan yang kerap dihadapi oleh para pelaku kuliner adalah kurangnya pengetahuan atas bisnis itu sendiri. Oleh karena itu, Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa pengetahuan bisnis dan kuliner sangat diperlukan agar industri kuliner dapat bersaing baik secara nasional bahkan internasional.

Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dan dikelola lebih serius, salah satunya adalah diperlukannya akses perizinan usaha agar lebih efektif juga mudah. Para pelaku bisnis kuliner baru juga hendaknya mendapatkan panduan yang dimulai dari pelatihan bisnis, info perizinan sampai pada pendampingan hukum dalam proses pendirian usaha. Dalam hal ini Kemenparekraf ikut andil dalam berperan untuk mendampingi sub sector  kuliner dengan menyediakan fasilitas pelatihan bisnis, akses permodalan, serta mendampingi pendirian usaha. Selain itu Kemenparekraf akan berpartisipasi dalam mempromosikan kuliner nusantara yang sangat beragam dipasar domestic juga pasar internasional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun