Mohon tunggu...
Mina Apratima Nour
Mina Apratima Nour Mohon Tunggu... Jurnalis - :: Pluviophile & Petrichor ::

IG @fragmen.rasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Termengah-mengah di Mimpi yang Megah

17 Desember 2018   10:43 Diperbarui: 17 Desember 2018   11:23 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(images: http://thelocalchurchintoronto.org/gospel-messages/stairway-to-heaven/)

Sebermula subuh ini ada yang menyuluh cerlang. Mengantar semangkuk doa pada Tuhan. Ramai celoteh penghuni langit sebelum terang. Tentang kau yang terbahana nan tersayang. Mereka bilang cinta memang harus sejalan. Begitu juga dengan rencana Tuhan. Sayang, Tuhan kita berbeda cara pandang. Kau puji melalui rosario, dan ku lantunkan bahasa qur'an.

***

Cintaku adalah maka dari segala karena yang ada dalam dirimu. Meski kita termengah-mengah dalam ruang mimpiku yang megah, disana tempat ku bebas mengejewantahkan segala rasa. Tempat kau selalu hadir membawa seikat harapan, juga senyum sepelangi. Nyalang matamu mentari, suaramu pancarona di telinga yang bising dengan kata kata tanpa arti. Mimpi sempurna paripurna... Ah sayang, kenapa tidak di dunia nyata?

***

Terhengit-hengit ku di dunia, maka segala rasa kusampaikan saja ke suraloka jika memang Tuhan kita tak bisa sama.

Kita bersua di tempat para dewa.

Lalu menuju suargaloka...

- Jakarta, 15 Desember 2018 -

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun