Mohon tunggu...
Apip Romdoni
Apip Romdoni Mohon Tunggu... Content Creator

Pecinta dunia literasi dan berbagi ide. Menulis bukan sekadar hobi, tapi cara untuk merekam pemikiran dan pengalaman. Tertarik pada tema pendidikan, sosial, dan kehidupan sehari-hari. Percaya bahwa setiap tulisan punya cerita yang bisa menginspirasi dan mengedukasi.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Cerita Horor : Penghuni Lantai 3 (Eps 2)

27 April 2025   20:00 Diperbarui: 27 April 2025   18:40 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Beberapa minggu setelah aku pindah dari kosan itu, aku mulai merasa... ada yang aneh.
Di apartemen baruku, yang jauh lebih modern dan ramai, aku seharusnya merasa aman. Tapi, malam-malamku tetap dihantui ketukan... suara napas berat... bahkan sesekali, bau anyir menusuk hidungku begitu saja.

Malam itu, sekitar jam dua dini hari, aku mendengar ketukan pelan di jendela kamarku.
Padahal apartemenku di lantai 8.

Tok... tok... tok...
"Buka... aku kedinginan..."

Suara itu. Sama persis.

Dengan tubuh gemetar, aku menoleh ke jendela.
Di balik kaca, samar-samar... ada wajah.

Putih pucat, dengan mata kosong tanpa bola mata. Ia hanya diam menempel di kaca, seolah ingin masuk. Tangannya menggores-goreskan kuku panjang di permukaan jendela, mengeluarkan suara cicitttt mengerikan.

Aku mundur ke sudut kamar, menahan napas.
Tiba-tiba... semua lampu di apartemen padam. Gelap total.
Suara napas itu kini terdengar dari dalam kamar. Tepat di belakangku.

"Kenapa kamu pergi...? Temani aku..."

Aku berlari keluar kamar, menuju lorong apartemen, tak peduli masih pakai piyama.
Tapi lorong juga gelap. Sepi. Hanya suara langkah kakiku yang terdengar.

Saat aku hampir mencapai lift, aku menoleh ke ujung lorong.
Di sana---dalam bayang-bayang---aku melihat sosok itu berdiri.
Ia tidak berjalan. Tidak berlari. Tapi tiba-tiba saja... semakin dekat... semakin dekat...

Aku menekan tombol lift berkali-kali. Lift terbuka... dan aku masuk.

Tapi saat pintu hampir menutup, sebuah tangan dingin kurus menggapai celah pintu.

BRAK!

Pintu lift menutup, memotong tangan itu.

Aku turun ke lobby dan berlari ke luar gedung. Baru setelah itu aku sadar... aku tidak bisa terus lari.
Dia... membuntutiku.

Setiap malam, suara ketukan itu selalu datang.

Apapun yang terjadi...
Aku tahu...
Aku tak akan pernah bisa lepas dari penghuni lantai tiga itu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun