Lebih lanjut Tommy Desky menjelaskan tentang pola serangan yang dilakukan Xavi saat menjamu El Real di kandangnya.
Xavi menerapkan taktik overload atau superioritas jumlah pemain di berbagai lini tertentu. Ini bisa kita lihat dalam beberapa pertandingan Barcelona akhir-akhir ini.
Saat bermain melawan Galatasary kemaren misalnya. Barcelona menerapkan superioritas disisi sayap kanan dan kiri. Akibatnya adalah keunggulan jumlah pemain, hal ini membuat pola serangan dan umpan satu dua sentuhan berjalan dengan sangat baik.
Hal ini berlaku juga ketika menjamu Real Madrid. Perbedaanya adalah superioritas jumlah pemain tidak hanya dilakukan di sisi sayap kanan atau kiri. Namun juga di sisi tengah lapangan. Hal ini dilakukan karena cairnya lini tengah dan depan Barcelona yang bisa kita lihat beberapa kali Pedri yang sebagai gelandang bertukar posisi dengan Ferran yang sebagai sayap.
Empat gol dalam pertandingan tersebut disumbangkan oleh Aubameyang dua gol, Ferran satu gol dan Araujo satu gol.
Dengan kemenangan tersebut Barcelona menggeser Atletico Madrid di papan ke tiga dengan masih menyisakan satu pertandingan.
Real Madrid memang masih kokoh di puncak klasemen dengan 66 poin. Tapi kekalahan telak melawan Barcelona ini seharusnya menjadi alarm keras buat Anceloti selaku pelatih El Real. Bahwa Real Madrid masih bisa saja sewaktu-waktu tergelincir ketika tidak berhati-hati dalam setiap pertandingan.