Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerbung: Sanggupkah Aku?

19 Januari 2021   00:22 Diperbarui: 19 Januari 2021   00:24 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Viringitech@pixabay.com

Tumpangan Pertama (Part 1)

Harum semerbak parfum pria yang tiba-tiba menguar sepertinya tercium oleh Risty, seiring langkah sesosok pemuda yang baru keluar dari pintu samping rumahnya. Gadis manis yang duduk sendiri di teras depan itu tampak keheranan, seolah bertanya-tanya dalam hati. Siapa dia, apakah mahasiswa baru yang indekos di sini? 

Sebelumnya ia tak pernah melihat lelaki itu keluar atau masuk ke kos-kosan yang ada di samping rumahnya, semua penghuni kamar kos pun sudah dikenalnya dengan baik. Bersarung kotak-kotak biru lengkap dengan koko putih dan berpeci hitam, lelaki itu melangkah keluar pagar dan tampak menuju musala di ujung gang. Risty hanya mengikuti langkah pemuda itu dengan pandangan, berharap dia menoleh kebelakang sehingga bisa melihat wajahnya.

Namun sayang, hingga jauh langkah itu dan punggungnya pun tak terlihat lagi karena tertutup tanaman hias di depan rumah, pemuda tersebut masih tak menoleh. Risty kembali duduk, ia harus menuntaskan bacaannya beberapa halaman lagi. Akan tetapi, kumandang azan Magrib mulai terdengar, segera Risty memberesi buku-buku yang diletakkannya di meja teras. Ia bergegas masuk lalu menutup pintu depan.

Saat hendak menuju kamar, gadis berkulit putih itu berpapasan dengan ibunya. Ia segera menanyakan keberadaan pemuda itu di rumah kos yang  mereka miliki. Ibunya membenarkan bahwa lelaki yang dimaksud putri sulungnya itu memang baru indekos di rumah mereka.

"Namanya Benno, ia mahasiswa teknik, baru masuk tadi siang. Kenapa, kamu sudah ketemu sama dia?" tanya Bu Minto, ibunda Risty.

"Barusan Risty lihat dia, pake sarung dan peci lengkap sepertinya mau sholat jamaah. Dari mana asalnya Benno, Bu?" tanya Risty. Ia semakin penasaran dengan sosok bernama Benno itu.

"Dari Sragen atau dari Madiun, ya, pokoknya dari daerah sana. Tumben kamu tanya-tanya, biasanya cuek saja kalo ada anak kos baru, naksir?"

"Eem ... kalo lihat ia pake sarung sama peci lalu ke masjid berarti dia alim, ya, Bu. Beda lagi kalo pake sarung sama peci lalu pergi ke pos ronda," canda Risty menggoda ibunya, ia berlalu sambil tersenyum dan menyipitkan mata.

"Maksudmu? Eh, selesaikan dulu sekolahnya, belajar yang benar, gak usah aneh-aneh!" Bu Minto mewanti-wanti putri kesayangannya itu.

Di dalam kamar, Risty tersenyum sendiri di depan meja belajarnya setelah mendengar cerita dari ibunya. Pikirannya seperti melayang. Ada sesuatu yang menarik dari Benno bagi siswi kelas dua SMA itu, meskipun ia belum mengenal dekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun