Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

Pelecehan Seksual pada Anak, Orangtua Juga Berperan?

25 Juli 2020   10:29 Diperbarui: 2 Juni 2021   11:58 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orangtua memiliki peran penting dalam mencegah terjadinya pelecehan seksual pada anak | Ilustrasi Bob_Dmyt@Pixabay.com

Anak adalah amanah. Ketika kita diberi kepercayaan untuk memiliki anak, berarti tanggung jawab terhadap tumbuh kembang dan masa depan anak sepenuhnya ada di pundak kita. 

Dalam merawat, mendidik, dan melindungi anak, tergantung dari niat dan cara kita. Apakah anak hanya dijadikan barang bukti bahwa kita mampu mengandung atau anak akan dijadikan aset masa depan bahkan hingga kita mati anaklah yang akan menolong kita melalui doa-doa mereka? 

Jika anak hanya akan dijadikan barang bukti bahwa kita bisa mengandung dan melahirkan, setelah itu pasti habis perkara. Tidak akan ada rasa tanggung jawab lagi kelak anak itu akan dididik menjadi apa dan bagaimana mengarahkannya. Justru yang ada hanya beban berat dan rasa terganggu ketika anak itu sudah hadir menjadi tanggungan kita.

Pembaca pasti heran dengan tulisan di paragraf atas, apa ada orang tua yang berpikiran begitu? Banyak, hanya ingin menghamili atau hamil sebagai bukti dia mampu. Lalu anak dibuang, dititipkan di panti asuhan, atau kalau diasuh sendiri pasti akan kasar memperlakukannya. 

Kalau niat kita punya anak untuk dijadikan aset masa depan, sadar bahwa doa anak yang kelak akan menolong di alam kubur, maka kita akan mempersiapkan segalanya jauh lebih baik, akhlaknya, ilmunya, pendidikannya, kesehatannya, hingga masa depannya.

Lalu apa kaitannya niat punya anak dan pelecehan seksual pada anak? Lagi-lagi jawabannya "banyak". 

Jika kita peduli pada masa depan anak, sesibuk apapun kita akan memberikan yang terbaik serta perhatian yang cukup. Sehingga tidak ada kesempatan bagi anak jatuh ke tangan orang lain yang tidak bertanggung jawab. 

Jangan karena alasan bekerja, berdalih agar bisa memberikan yang terbaik bagi anak, tetapi justru membuat anak jatuh ke tangan orang lain yang tidak bertanggung jawab. Bukan hanya pelecehan saja, perawatan sehari-hari juga perlu diperhatikan. 

Pelecehan pada anak bisa saja terjadi karena si anak mendapat iming-iming sesuatu yang tidak dia dapatkan di rumah. Entah itu kenyamanan dalam bentuk materi atau kesempatan bermain bersama yang lebih mengasyikkan dengan orang di sekitar. Bisa juga saat ia sendiri.

Pernah baca sopir atau abang becak yang mengantar jemput sekolah melecehkan anak majikannya? Saking percayanya majikan pada mereka, hingga tidak memikirkan akibatnya pada anak. Pernah baca juga paman yang tega berbuat tidak senonoh pada keponakan? Nah!

Atau kasus lain, tetangga yang meminjamkan mainan pada anak lalu memaksa melayani nafsunya. Itu bisa terjadi karena di rumah si anak tidak mendapat kesempatan atau diizinkan bermain seperti keinginannya, hingga ia mencari di luar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun