Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Dua Lelakiku Tak Berdaya

10 Juni 2020   22:47 Diperbarui: 10 Juni 2020   22:43 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Pixabay.com

Pagi itu, Bapak menelepon minta kuantar ke rumah sakit. Ada sedikit keluhan dilambungnya, beberapa hari terakhir makanan yang masuk selalu keluar. Tak biasanya ia mengeluh, mungkin saja karena sudah tidak kuat menahan sakitnya, ia minta ke rumah sakit.  

Tugas di rumah telah kuselesaikan, sebagai ibu dan istri keluarga adalah yang utama. Aku pun pamit pada Mas Rio, dia paham mengapa Bapak minta aku yang mengantar, meski di rumah sana ada dua putra yang lain. Aku putri satu-satunya, hanya aku yang bisa mengerti Bapak.

Dengan bermotor aku menuju rumah Bapak, lalu ke rumah sakit yang jadi rujukan dengan memboncengkan lelaki yang telah membesarkan aku itu. Poli penyakit dalam langsung jadi tujuan kami, karena Bapak memang punya riwayat diabetes.

Dokter memeriksa semua keluhan yang disampaikan Bapak, lalu menyarankan pemeriksaan darah agar lebih spesifik mengenali penyakit yang diderita.

Hasil dari tes darah menunjukkan adanya kelainan dalam kesehatan Bapak, selain gula darah yang tinggi. Dokter pun merujuk ke poli jantung agar mendapat pemeriksaan lebih lanjut. Bapak memang merasakan sesak di dada, selain mual dan muntah.

Lagi-lagi hasil foto rontgen yang diminta dokter tidak menyenangkan. Jantung Bapak mengalami pembengkakan. Dikarenakan terlihat pucat dan sangat lemah, siang itu juga dokter spesialis jantung memberi rujukan untuk opname, agar Bapak segera diinfus dan mendapat suntikan yang lain. Duh, semoga bukan penyakit yang parah.

Kuhubungi Mas Rio untuk mengabarkan hal ini, karena mungkin aku baru bisa pulang malam setelah urusan rumah sakit beres. Juga agar menjemput anak-anak sore itu. Kutelepon juga Krisna untuk menemaniku, menunggui Bapak selama proses pemeriksaan di IGD hingga mendapat ruangan.

Berbagai macam tindakan dan pemeriksaan dilakukan, mulai dari tensi, pemasangan selang infus, periksa darah, foto rontgen, hingga pemasangan sonde. Sebuah tindakan yang dirasakan Bapak sakit sekali.

Ilustrasi oleh Pixabay.com
Ilustrasi oleh Pixabay.com
Banyaknya pemeriksaan yang harus dilakukan terkait dengan riwayat kesehatan Bapak yang tidak bagus. Diabetes telah menetap di tubuhnya dua dekade terakhir.Usai urusan administrasi dan proses pemeriksaan lengkap, baru Bapak dipindah ke ruangan. Jarum jam menunjukkan pukul 21.00, aku segera bergegas pulang saat Ibu dan Krisna telah siap menjaga Bapak malam itu.

***

Pagi, usai tugas di rumah aku selalu menuju rumah sakit. Bapak selalu menanyakan keadaanku, beberapa kali aku memang sempat mengeluhkan rumah tanggaku. Hal yang tak seharusnya kulakukan, dan itu yang selalu menjadi pikirannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun