Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Covid-19 Nyaris Merenggut Nyawanya, Apa yang Bisa Dilakukan Wanita Ini?

30 Mei 2020   15:34 Diperbarui: 30 Mei 2020   15:25 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Sri Setyowati | Fotonya saat menjalani perawatan di RS

Beberapa waktu yang lalu, dinding pertemanan aplikasi facebook saya sempat heboh oleh kabar sembuhnya salah seorang teman dari serangan Covid-19. Sungguh di luar dugaan, salah satu teman kami yang kuat dan tegar menjadi korban keganasan virus ini. 

Setelah beberapa hari menjalani perawatan di dua rumah sakit yang berbeda dan dinyatakan sembuh, ia baru menceritakan pengalamannya. Antara percaya dan tidak, sedahsyat itu covid menyerang tubuh hingga menyebabkan kematian.

Dia adalah Sri Setyowati, kami biasa memanggilnya Watik. Wanita yang sehari-hari  berdagang ayam di pasar Keputran Surabaya ini dikenal sebagai wanita yang kuat dan tegar. Kami sempat mengenyam pendidikan di kampus yang sama meskipun berbeda jurusan.

Hari itu, Minggu tanggal 26 April 2020, Watik merasakan badannya seperti terserang flu. Demam, badan sakit semua, lemas, rasanya ingin tidur, dan keringat dingin terus bercucuran.

Dia mencoba menghubungi teman-temannya yang berprofesi sebagai dokter dan menanyakan tentang kondisinya. Kemudian disarankan untuk istirahat dan minum obat.

Keesokan harinya, badan masih panas dan selera makan pun turun drastis. Akhirnya disarankan untuk periksa darah ke laboratorium. Hasil laborat masih baik semua.

Hari ketiga, batuk mulai menyerang dan tak henti-hentinya walaupun sudah diminumi obat batuk. Sedihnya lagi, hasil foto rontgen yang tidak bagus membuat teman-teman dokternya terperangah.  

Paru-paru sudah banyak fleknya dan langsung diminta untuk melakukan test Rapid ke rumah sakit. Hasilnya masih negatif maka ia diperbolehkan pulang.

Menginjak hari ke empat, batuk masih belum juga berhenti. Kemudian dia melakukan foto lagi ke laboratorium lain, sekadar ingin membandingkan hasilnya.

Ternyata pada paru-paru makin bertambah banyak fleknya, tambahan lagi napasnya mulai tersengal-sengal kalau berbicara. Dia terkena pneumonia. Langsung saat itu juga masuk UGD di salah satu rumah sakit swasta di Surabaya, dan dinyatakan harus opname.

Dahsyatnya Covid-19 ini sungguh sangat luar biasa, kuat dan agresif. Hanya dalam dua hari batuk, tetapi paru-paru langsung terselaput flek hampir semua. Saat itu dia belum tahu kalau positif Covid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun