Sherly Tjoanda membuktikan bahwa dedikasi yang melampaui batasan latar belakang, menjadi simbol harapan dan inspirasi sebagai gubernur pertama dari kalangan minoritas dan perempuan di Maluku Utara. Kepemimpinannya menandai era baru dalam politik Indonesia yang melampaui stereotip konvensional tentang siapa yang layak sebagai pemimpin. Selama ini, “pemimpin ideal” Indonesia sering diidentikkan dengan figur laki-laki dari kelompok mayoritas. Kemenangan Sherly Tjoanda sebagai triple minority—perempuan, Kristen Protestan, dan Tionghoa—mengundang decak kagum. Ia membuktikan bahwa kepemimpinan efektif tidak ditentukan oleh identitas primordial, melainkan kompetensi, empati, dan visi yang jelas.
Identitas Sherly Tjoanda sebagai perempuan keturunan Tionghoa beragama Kristen tidak menjadi halangan untuk menang di wilayah yang mayoritas memiliki penduduk beragama Islam. Keberhasilannya memperlihatkan bahwa masyarakat Indonesia mampu memilih pemimpin berdasarkan kapasitas, bukan lagi berdasarkan sentimen primordial. Hal ini menunjukkan bahwa terciptanya kekuatan fondasi demokrasi pluralistik di Indonesia.
Gaya kepemimpinan Sherly Tjoanda yang empatik, inklusif, dan kolaboratif menawarkan model alternatif yang relevan bagi kondisi Indonesia yang majemuk. Ia berhasil membangun konsensus tanpa memaksakan asimilasi, membuktikan bahwa pemimpin dapat menghormati keberagaman sambil menciptakan identitas kolektif yang kuat.
Kepemimpinan Sherly Tjoanda menunjukkan bahwa pengalaman pribadi dapat menjadi modal politik yang kuat ketika dikelola dengan strategi yang tepat. Kepemimpinannya membuka jalan bagi generasi pemimpin perempuan dan minoritas masa depan, membuktikan bahwa representasi penting dan perubahan mungkin terjadi. Sherly Tjoanda bukan anomali—ia adalah cermin Indonesia yang sesungguhnya: tangguh, beragam, dan penuh harapan.
Referensi
Abubakar, I., & Hasan, N. (2011). Islam di ruang publik : politik identitas dan masa depan demokrasi di Indonesia. Center for Study of Religion and Culture (CSRC) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah J. //perpustakaan.komnasham.go.id/opackomnas/index.php?p=show_detail&id=11214
Basri, J., Basri, S. A. N., & Indriyani, I. (2022). Risiko Politik Identitas Terhadap Pluralisme Di Indonesia. Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan Dan Kemasyarakatan, 16(3), 1027. https://doi.org/10.35931/aq.v16i3.991
Databoks. (2025). Statistik Penduduk Beragama Islam di DI Yogyakarta 2015-2024. Databoks. https://databoks.katadata.co.id/demografi/statistik/48bc3c0cfb1959f/75-7-penduduk-di-maluku-utara-beragama-islam
Deni, A. (2025). Polarization of Muslim Voters in the 2024 Regional Elections in North Maluku. Politicos: Jurnal Politik Dan Pemerintahan, 5(1), 26–44. https://doi.org/10.22225/politicos.5.1.2025.26-44
Gusmansyah, W. (2019). Dinamika Kesetaraan Gender dalam Kehidupan Politik Di Indonesia. HAWA, 1(1). https://doi.org/10.29300/hawapsga.v1i1.2233
Mulawarman, Saputra, I., Banggu, M., Tusriadi, & Amalia, D. R. (2025). Kemenangan Pasangan Sherly Tjoanda dan Sarbin Sahe Sebagai Representasi Kelompok Minoritas pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara 2024. Jurnal Noken: Ilmu-Ilmu Sosial, 11(1), 323–342. https://doi.org/10.33506/jn.v11i1.4467
Nawang, C. (2025). Sherly Tjoanda dan Strategi Menaklukkan Beban Tripel Minoritas. Marketeers. https://www.marketeers.com/sherly-tjoanda-dan-strategi-menaklukkan-beban-tripel-minoritas/