Oleh: Anwar Ibrahim
Kiyo dan teman-temannya bermain di taman. Mereka bermain petak umpet dan saling bercanda. Saat sedang bermain, Beni melihat sebatang cokelat yang terjatuh di bawah bangku taman.
Kiyo sangat suka cokelat, tanpa berpikir panjang, dia mengambilnya dan menyimpannya di dalam sakunya. Dia tidak memberitahukan teman-temannya tentang cokelat itu.Â
"Aku akan memakannya nanti di rumah," pikir Kiyo.
Permainan akhirnya selsesai dan pulang kerumah masing-masing.
Lalu pulanglah Kiyo dengan perasaan yang dihantui kegelisahan. Saat di rumah ibunya pun menyadari Kiyo tanpak tidak seperti biasanya.
Ibunya pun menanyakan "Ada apa, Kiyo? Kamu tampak cemas," tanya ibu dengan lembut untuk membuka tabir kecemasan tersebut.
Kiyo menggeleng-gelengkan kepala(seperti menyembunyikan sesuatu), dan juga hatinya diselimuti kecemasan. Malam itu, sebelum tidur, Kiyo merasa semakin cemas. Dia teringat bagaimana ibu selalu mengajarinya untuk selalu berkata jujur, bersikap jujur dan tidak mengambil sesuatu yang bukan miliknya.
Keesokan paginya, Kiyo bertekad dan memberanikan diri untuk memberitahu ibunya tentang cokelat yang dia temukan.Â
Kiyo pun berkata kepada ibunya "Bu, kemarin aku menemukan cokelat di taman dan aku mengambilnya. Tapi aku merasa cemas dan khawatir karena itu bukan milikku," kata Beni dengan suara pelan.
Ibu tersenyum dan mengusap kepala Kiyo dengan penuh kasih sayang.Â