Mohon tunggu...
Anugrah Roby Syahputra
Anugrah Roby Syahputra Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Ditjen Bea & Cukai, Kemenkeu. Ketua Forum Lingkar Pena Wilayah Sumatera Utara. Menulis lepas di media massa. Bukunya antara lain Gue Gak Cupu (Gramedia, 2010) dan Married Because of Allah (Noura Books, 2014)

Staf Ditjen Bea & Cukai, Kemenkeu. Pegiat Forum Lingkar Pena. Penulis lepas. Buku a.l. Gue Gak Cupu (Gramedia, 2010) dan Married Because of Allah (Noura Books, 2014)

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Iklan Kampanye Ahok, Sebuah Teror Keberagaman

10 April 2017   11:43 Diperbarui: 10 April 2017   19:30 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pilkada DKI putaran kedua semakin dekat. Situasi politik semakin menghangat, meski berbagai pihak sudah berupaya meredam. Misalnya Net TV yang malam Minggu kemarin menayangkan Jakarta Kece, sebuah acara semi debat tapi penuh hiburan. Pemirsa pun tertawa terpingkal-pingkal dibuatnya. Para kandidat tersenyum bersama bahkan berangkulan mesra di hadapan jutaan pasang mata di seluruh Indonesia. Meski tetap diselingi sedikit sindiran, saya kira bincang yang dipandu presenter cantik Rahma Hayuningdyah dan Omesh itu masih dalam batas kewajaran. Maklumlah, bagaimanapun Pilkada tetap pesta gagasan dan program yang meniscayakan adanya kontestasi dan kompetisi. Asal masih dalam koridor kepantasan.

Usai acara tersebut, saya optimis perhelatan yang disebut sebagai “Pilkada Rasa Pilpres” ini akan berlangsung damai dan sejuk. Kalau ada kritik-kritik yang tajam itu biasa di alam demokrasi. Sayangnya, semua harapan saya menjadi buyar ketika kemarin mendapati akun twitter resmi Ahok (@basuki_btp) justru memuat tayangan video iklan yang menyayat hati.

Videonya bisa cek di pic.twitter.com/XGCVsiXq0E

Sungguh sangat disesalkan. Jika Ahok berharap menuai simpati, ia keliru. Bila ia sesumbar tidak usah bicara SARA, justru dialah yang terus-menerus hadirkan isu SARA secara kontinyu. Dalam video berdurasi 2 menit tersebut, digambarkan seolah-olah warga Jakarta umumnya dan ummat Islam khususnya anti-kebhinekaan dan pro-kekerasan.

Dalam video yang dilengkapi suara narasi oleh Djarot itu, terang sekali ummat Islam hendak diframing dan dipersepsikan sebagai kaum intoleran. Misal dalam sebuah scene dimana orang-orang berpeci, berjubah, berbaju koko, bersurban, mengepalkan tangan sambil berteriak-teriak marah dengan latar belakang kain spanduk: Ganyang Cina.

Apa maksud Ahok dan tim suksesnya? Mau hadirkan trauma 1998 lagi? Playing as a victim? Mungkin dia lupa kalau kebebasan yang dinikmatinya adalah buah demokrasi yang diperjuangkan bersama oleh elemen bangsa termasuk oleh tokoh dan gerakan Islam. Ini adalah manipulasi realita. Sebab Jakarta sudah hampir 20 tahun melewati perjalanannya tanpa diskriminasi. Adapun demo yang eksis belakangan ini, semuanya itu konstitusional dan damai. Menolaknya sama dengan melawan hukum. Kalau memaksa membuka lama, percayalah hal itu justru akan semakin menenggelamkannya.

Warganet Mengecam Keras

Menyikapi ini, Ketua Perkumpulan Indo Digital Volunteer, Anthony Leong akan melaporkan video Ahok-Djarot yang berdurasi dua menit ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Tema yang diangkat soal keberagaman dianggap Anthony merupakan sebuah potret yang melecehkan Presiden Jokowi karena tidak mampu menjaga stabilitas dan keamanan Indonesia. (http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/17/04/10/oo5odu354-video-kampanye-ahokdjarot-dinilai-lecehkan-presiden-jokowi)

Video yang diupload di kanal resmi media sosial Ahok menggunakan tagar #BeragamItuBasukiDjarot juga mendapat respon dari Senator Jakarta, Fahira Idris. Ia menyebutkan kampanye ini adalah kampanye paling diskriminatif, "Ini video kampanye paling diskriminatif yg pernah saya lihat.. warga yg beratribut muslim digambarkan sbg perusuh.. SURAM... Siapa yg buat?"

 Sementara legislator dari Gerindra Fadli Zon mengatakan bahwa video tersebut seolah menggambarkan muslim Jakarta penuh kekerasan. "Sy baru lihat video rasis yg gambarkan seolah warga Jkt n muslim penuh kekerasan. Kampanye bodoh yg terus dipelihara. #kebodohanrevolusioner, " cuitnya di twitter.

Lebih pedas, mantan jurnalis Metro TV Edy A. Effendi juga ikut berkicau tanpa tedeng aling-aling, “Pak @jokowi harusnya mikir. Ahok biadab seperti ini, kok dibelain terus. Lihat tuh. Ini iklan amat melecehkan!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun