Mohon tunggu...
Anugrah PTelaumbanua
Anugrah PTelaumbanua Mohon Tunggu... Administrasi - Masih menuntut ilmu

seorang yang biasa dan sangat biasa

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Inilah Caraku "Aku Menjaga Rupiahku"

3 Agustus 2019   13:22 Diperbarui: 8 Agustus 2019   13:52 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ORI Oeang Republik Indonesia (ORI) Emisi I sumber: www.bi.go.id

Masalah nilai tukar mata uang yang rendah adalah salah satu bagian dari permasalahan ekonomi suatu negara, begitu juga dengan indonesia nilai tukar rupiah yang rendah menjadi permasalahan yang dihadapi oleh pemerintahan yang pernah berkuasa di negara kita, setiap pergantian rezim kekuasaan permasalahan ekonomi selalu dirasakan langsung oleh masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang berada di sekitar garis kemiskinan.

Para politisi masih menganggap fenomena ini menjadi komoditas wajib bagi gaya politik mereka, mereka meyakini bahwa isu politik ini dapat menjadi vote gater bagi mereka dalam kontestasi politik. Kita dapat melihat dari setiap tahun politik dimana isu tentang ekonomi ini sering menjadi topik utama yang sering digaungkan.

Sejarah panjang rupiah sebagai mata uang resmi negara indonesia banyak mengalami banyak peristiwa sebagai bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan republik ini sejak di resmikan pada tanggal 2 November 1949, sebelumnya mata uang di indonesia dikenal dengan ORI singkatan dari OEANG REPUBLIK INDONESIA yang digunakan 30 Oktober 1946.

Sejarah perjalanan rupiah lainnya adalah sanering atau pemotongan nilai mata uang pada tanggal 25 agustus 1959 kemudian krisis moneter indonesia pada tahun 1997-1998 dimana indonesia menjadi salah satu negara di asia tenggara yang berdampak paling parah pada saat itu, hingga rencana untuk redenominasi rupiah yang digagas oleh Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution pada tahun 2010.

Bank Indonesia sebagai bank sentral yang ada di Indonesia sesuai dengan amanat Undang Undang Dasar 1945 dan Undang Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Bank Indonesia atau BI mempunyai tugas untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tugas penting yang diemban oleh BI sebagai bank sentral di indonesia menjadi tumpuan bagi pemerintah dalam menunjang pelaksanaan kegiatan kebijakan  moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran serta menjaga stabilitas keuangan, hal ini dilakukan dengan adanya amandemen Undang Undang atau UU yang terjadi pada tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang atau Perpu No. 2 tahun 2008.

Stabilitas sistem keuangan merupakan suatu kondisi dimana mekanisme ekonomi dan penetapan harga, alokasi dana dan pengelolaan resiko berfungsi secara baik dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini pemerintah melakukan kebijakan makro ekonomi untuk menjaga stabiltas sistem keuangan, tetapi masyarakat sebagai penggerak ekonomi harus melakukan partisipasi yang baik sehingga tujuan pemerintah dapat terwujud. Stabilitas sistem keuangan dapat dilihat dari nilai tukar mata uang negara tersebut yang merupakan cerminan stabilitas sistem keuangan, oleh karena itu masyarakat perlu untuk membantu pemerintah dalam menjaga nilai mata uang negaranya.

Untuk diketahui ada banyak faktor yang menyebabkan turunnya nilai tukar mata uang suatu negara meliputi jual beli mata uang suatu negara, defisit arus keuangan, hutang negara, tingkat inflasi, sistem bunga investasi, kebijakan ekonomi dan stabilitas politik suatu negara. Jika dilihat dari beberapa faktor yang mempengaruhi diatas maka perlu diketahui bahwa semua upaya dari pemerintah maupun lembaga yang berperan dalam sistem perokonomian tidak akan memperoleh hasil yang maksimal jika tidak dilakukan secara TSM (Terstruktur, Sistematis dan Masif) oleh pemerintah dan masyarakat. Demi terciptanya stabilitas sistem keuangan dibutuhkan peran masyarakat yang konkrit untuk mencapainya.

Tanpa disadari bagi kita bahwa telah banyak kebijakan ekonomi yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi penurunan nilai rupiah, kerja keras pemerintah dan lembaga keuangan negara seperti Bank Indonesia sepertinya terlupakan sehingga kita menganggap semua upaya yang dilakukan tidak berbuah hasil yang baik. Sebaiknya sebagai masyarakat kita melakukan feedback atas kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Banyak masyarakat tidak memberi tanggapan dengan adanya kenaikan suku bunga tabungan, inilah adalah contoh sebuah kebijakan dari Bank Indonesia dalam upaya menarik uang yang beredar pada masyarakat dengan tujuan menekan inflasi. Pertanyaan yang ada apakah kita sudah menabung atau menambah tabungan kita ketika ada kebijakan kenaikan suku bunga simpanan bank?, atau untuk pertanyaan yang sangat mendasar apakah kita mengetahui suku bunga yang ada pada saat ini dalam kondisi naik atau turun?.

Ada beberapa program dari pemerintah yang dirancang dalam skala nasional dan terus menerus disosialisasikan kepada masyarakat yang bertujuan untuk menjaga stabilisas sistem keuangan seperti program Gerakan Cinta Rupiah tahun 1998 disertai lagu "Aku Cinta Rupiah" yang bertujuan agar masyarakat tidak melakukan penyimpanan dollar demi keuntungan pribadi. Begitu juga dengan program 100% Cinta Indonesia di tahun 2009 yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta kita terhadap indonesia tidak hanya dengan menggunakan produk indonesia tetapi juga melestarikan budaya dan semua aspek kehidupan. Untuk program yang pernah di sosialisasikan tersebut apakah kita sudah melaksanakannya? Ataukah kita sudah mensosialisasikan juga kepada generasi muda kita?

Logo 100% cinta indonesia sumber: www.id.wikipedia.org
Logo 100% cinta indonesia sumber: www.id.wikipedia.org
Untuk membantu  pemerintah dalam menjaga stabilitas sistem keuangan perlu aplikasi yang konsisten dalam masyarakat dalam kegiatan sehari-harinya. Setiap aktivitas yang kita lakukan juga bagian dari aktivitas ekonomi yang melekat, sehingga apabila tinggi efisiensi yang kita lakukan maka dapat dipastikan akan meningkatkan nilai ekonomis bagi kita sendiri. Efisiensi dalam biaya hidup maka akan dapat menjadi penyumbang efisiensi bagi negara kita. Jadi mulailah dengan tidak bergaya hidup mewah, konsumerisme, mencintai produk dalam negeri, dan tidak sering melakukan pemborosan hidup.

Langkah konkrit apa gaya hidup yang harus kita lakukan sebagai masyarakat yang membantu stabilitas sistem keuangan ini?. Saya melakukan dengan membiasakan keluarga dengan berbelanja keperluan rumah tangga dengan prioritas transaksi pada pasar tradisional ataupun warung yang berada di sekitar rumah saya, meskipun retail waralaba berada dekat dengan rumah yang menawarkan kenyamanan belanja dengan ruangan AC yang menyejukkan. Saya melihat bahwa pentingnya kita mendorong untuk usaha UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) seperti penjual di pasar tradisional untuk maju. Akan ada keuntungan bersama yang diterima yaitu UMKM akan eksis dan saya akan menghemat biaya pengeluaran yang dapat dikonversi menjadi tabungan saya di perbankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun