Mohon tunggu...
Anugrah Fitria Berliannanda
Anugrah Fitria Berliannanda Mohon Tunggu... Dinas Sosial KBPP Kabupaten Pemalang

Saya adalah orang yang sangat energik yang penuh dengan keingintahuan untuk belajar dan bekerja dengan baik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bank Sampah Jadi Motor Pemberdayaan Perempuan: Monev Dinsos KBPP Pemalang Ungkap Tantangan dan Harapan

11 April 2025   13:54 Diperbarui: 11 April 2025   14:29 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dinas Sosial KBPP Kab. Pemalang

Pemalang, 11 April 2025 --- Dinas Sosial KBPP Kabupaten Pemalang melaksanakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga melalui Bank Sampah Desa/Kelurahan. Kegiatan ini merupakan bagian dari program peningkatan partisipasi perempuan di bidang ekonomi oleh Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).

Kegiatan ini secara khusus menekankan aksi pemberdayaan perempuan melalui gerakan memilah sampah rumah tangga dan mengelola sampah organik menjadi produk ramah lingkungan seperti kompos, maggot, dan eco enzyme.

Tiga lokasi menjadi sasaran monev kali ini, yakni Bank Sampah "Mari Bank" di Kelurahan Paduraksa, Bank Sampah di Kelurahan Pelutan, serta Rumah Kader PPPA milik Ibu Uswatun Khasanah di Desa Mengori.

Triyatno Yuliharso, S.I.P., M.P., Kepala Bidang PPPA Dinsos KBPP Pemalang, memimpin langsung kegiatan monev tersebut bersama perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat & Pemerintah Desa (Dispermasdes) Kabupaten Pemalang.

Menurut Triyatno, penguatan bank sampah di tingkat kelurahan memerlukan pendekatan berbasis aksi nyata. "Penghasilan bank sampah tidak bisa langsung terlihat setiap bulan. Harus dimulai dari gerakan memilah sampah dari rumah, kemudian kami dari Dinsos, DLH, dan Dispermasdes akan mendampingi secara teknis. Tidak perlu terburu-buru membeli incinerator, karena kuncinya ada di pemilahan sampah rumah tangga," ujarnya.

Bank Sampah Mari Bank di Kelurahan Paduraksa Pemalang
Bank Sampah Mari Bank di Kelurahan Paduraksa Pemalang

Plt Camat Pemalang, Drs. Syamsul Dewantara, turut memberikan dorongan semangat kepada pengelola bank sampah dan kader kelurahan. Ia menekankan pentingnya dokumentasi dan publikasi kegiatan bank sampah di media sosial. "Gemparkan media sosial! Jangan terlalu banyak tuntutan di awal, mulai saja dulu," pesannya.

Slamet Rohmani, S.I.P., M.Si., Lurah Paduraksa, menyatakan telah menjalin kerja sama dengan SMK PGRI setempat. "Tempat maggot kami disediakan oleh SMK PGRI. Kolaborasi ini mendukung pengelolaan sampah organik menjadi lebih efektif," katanya.

Sementara itu, Ketua Bank Sampah "Mari Bank" Paduraksa, Sobron, mengungkapkan tantangan keterbatasan fasilitas. "Saat ini baru mencakup 5-6 rumah. Namun, antusiasme masyarakat meningkat, dulunya sumur sampah (sumsam) ditolak, kini malah warga ingin membuatnya," ungkapnya.

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga oleh Bu Uswatun di Desa Mengori
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga oleh Bu Uswatun di Desa Mengori

Di Desa Mengori, Kepala Desa Ibu Uus menyampaikan kekhawatirannya terhadap lonjakan sampah di pintu masuk desa. "TPS kami berada tepat di gerbang desa. Warga terlalu bergantung pada petugas dan enggan memilah sampah. Padahal lalat dari sampah sering masuk rumah," ujarnya.

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga oleh Bu Uswatun di Desa Mengori
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga oleh Bu Uswatun di Desa Mengori

Sampah rumah tangga di Desa Mengori sendiri dikelola oleh Ibu Uswatun Khasanah, kader PPA yang aktif mengolah sampah menjadi produk ramah lingkungan seperti kompos, maggot, dan eco enzyme. Perannya menjadi inspirasi di tengah tantangan minimnya kesadaran masyarakat.

Bank Sampah di Kelurahan Pelutan
Bank Sampah di Kelurahan Pelutan

Kondisi di Bank Sampah Kelurahan Pelutan pun menjadi perhatian. Meskipun kegiatan sudah berjalan, saat ini pengumpulan sampah masih dilakukan di pinggir jalan karena keterbatasan tempat. Lahan untuk pembangunan bank sampah sudah tersedia, namun belum dibangun. Meski demikian, masyarakat Pelutan telah menunjukkan komitmen dengan mulai memilah sampah dari rumah masing-masing.

Kegiatan monev ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga tidak hanya tentang lingkungan, tetapi juga pintu masuk bagi pemberdayaan perempuan, kolaborasi lintas sektor, dan perubahan budaya masyarakat terhadap sampah.

Dinas Sosial KBPP Kabupaten Pemalang berharap kegiatan ini menjadi langkah awal yang kuat dalam membangun budaya baru pengelolaan sampah berbasis partisipasi masyarakat, terutama perempuan. "Harapan kami, ke depan bank sampah bisa mandiri dan berkembang dengan kolaborasi semua pihak. Pemberdayaan perempuan melalui bank sampah ini bukan hanya untuk lingkungan, tapi juga membuka jalan ke arah kemandirian ekonomi keluarga," pungkas Triyatno.

 

Reporter: Anugrah Fitria Berliannanda

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun