Seandainya Aku Seekor  Monyet!
 aku adalah  hutan teduh,
kasih yang  teguh  'tuk  berpeluh  pun dalam runtuh.
Rindu-nya suluh 'tuk tubuh  yang luluh!
aku hanyalah  serpih alam perengkuh,
si pengukuh indah 'tuk  jadi peneguh.
Seandainya Aku Seekor  Monyet!
tak nanti  ku bersekat-sekat,
'tuk  dambakan diri jadi setinggi  pangkat  malaikat  pemikat.
Aku hanyalah rimba lebat,
 pengobar rindu rekan-sahabat,
 perekat ragaman serat,  yang tak lagi terjerat
lekat dunia pekat, pun pada ketatnya debat  pemburai sesat,
karena Sri Rama  bukanlah Rahwana,
dan kerendahan hati katak  tak terpadankan dengan angkara sang naga!
Seandainya Aku Seekor  Monyet!
Pepohonan kayu, tonggak-ku berkiblat,
kancah 'tuk  berjingkat, melompat dan merambat.
 Pepohonan kayu, 'lingkar hakekat'
Hanya padamu-lah ku  mendekat,  sepakat, dan terlipat.
Seandainya Aku Seekor  Monyet!
Aku adalah  embun pagi,
tetes  bening, sari dan ragi  yang rela  jatuh
'tuk bumi tempat ku  berbagi,
'tuk setubuhi  tanah tumpah ranahnya magi.
Puisi  ini terinspirasi dari bukunya Sindhunata :"Anak Bajang Menggiring Angin"