Mohon tunggu...
Purbo Iriantono
Purbo Iriantono Mohon Tunggu... Freelancer - Jalani inspirasi yang berjalan

"Semangat selalu mencari yang paling ideal dan paling mengakar" merupakan hal yang paling krusial dalam jiwa seorang yang selalu merasa kehausan kasih...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jangan Suka "Labelling" Bahkan pada Setan Sekalipun

13 Juni 2019   17:00 Diperbarui: 18 Juni 2019   09:08 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cirebon,

membilas raga dalam keringat campur debu,

rentang tantangan nampak kian sengit menghadang,

semangat nyaris telentang,

kugigit bibir (bukan bubur kegelapan)

' tuk coba tegakkan pikir,

yang mulai gemar parkir,

Panas kian sangar,

dan aku terlempar dalam pudar yang muram pendar,

tersisa sekelumit sadar

'tuk kembali pada takdir yang mulai buyar!

Petik snar puitis pun kian miris,

bayang mengangkang 

tikamkan sinis tepat di pelipis,

Meski tekad enggan goyah,

tapi perih kian mengiris

 Cirebon, kemarin

Dalam perjalanan menuju Bandung,  

aku, lagi-lagi dapat tumpangan motor plus makan gratis di Nagreg (50 km sblm Bandung)

oleh seorang pria yang kupikir punya keyakinan yang kuat pada agamanya

(entah hard liner atau bukan aku belum dapat pastikan).

Dia bicara banyak hal  padaku,

tapi ada satu hal yang aku tak sepakat,

saat ia merinci beberapa  sifat buruk setan, antara lain sombong dan mubah;

menurutku ini termasuk "labelling" (pelekatan sifat tertentu) dan kurang tepat,

karena labelling itu selalu bersifat "menyederhanakan",

karenanya termasuk 'membodohkan' setan, dan si  pecandra sifat itu sendiri.

Setan itu piawai jauh melampaui ga wai,

pe nyederhanaan cirinya dan pelekatannya ke sifat manusia jadi tanda tak pandai,

Tarik misal sifat 'mubah' atau suka buang-buang waktu;

Apa patoknya untuk manusia yang beragam dan rumit?

Bagi orang yang punya aspirasi tertentu,

kadang perlu laku 'tak biasa' yang kerap dilabelkan sebagai buang-buang waktu

oleh orang awam.

Saya  juga tak sepakat , bila kita harus menjauhi setan.

Bagaimanapun setan makhluk yang tak dimusuhi Tuhan,

karena ia dapat tugas atau kerja untuk  menggoda dan menguji manusia,

(aku yang manusia aja sampai saat ini masih jobless...he.he.he)

Setan itu penguji handal dan kreatif yang perlu kita cermati dan rangkul,

Bak Tuhan merengkuhnya,

Hanya orang picik dan sombong yang takut setan,

dan kerap berdoa agar Tuhan menjauhkan setan dari padanya...

(Kurang ajar namanya...Tuhan pun dimohon agar menjilat ludahnya sendiri?! Bila minta kemudahan mungkin masih agak berterima, karena dengan diberikan kekuatan masalah jadi akan lebih mudah kita hadapi; dengan catatan, bukan masalahnya yang akan dimudahkan oleh Nya))

Bukankah doa yang lebih baik itu agar kita diberi kekuatan untuk menghadapi

ragam goda setan? Karena tanpa ujian atau godaan manusia jadi picik dan sombong?

Jadi berhentilah labelling pada setan;

kian kerap kita mengkambing hitamkan setan; kian pekat pula  si pengambing hitamnya...

Beliau juga menyarankan agar aku sowan ke makam ortu, 

aku sepakat tapi selanjutnya kupikir itu ranah personal dan dapat ditunda

maka aku tuntaskan dulu Jabar ini!

mungkin aku tertarik ke cirebon dan tinggal dengan kerja apa aja deh ...

Dari Nagreg kulangsung cabut menuju Cirebon,

sowan ke kraton kesepuhan, sang empunya negeri

mohon restu  agar semesta jejaring beliau tidak memusuhi

dan menolak kehadiranku.

Dari Cirebon menuju Indramayu... sekarang ini! Mungkin akan m elanjutkan 

perjalanan ke purwakarta.... sekalipun dengan telanjang bekal!(he,he,he)

13 Juni 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun