Mohon tunggu...
Anton Nugroho
Anton Nugroho Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

(Selalu) Berbeda

10 Februari 2019   15:07 Diperbarui: 10 Februari 2019   15:18 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada akibat yang mungkin timbul karena analogi proses magnet ditambah aliran listrik. Ada yang ditanggapi dan diolah secara sadar (consciousness), ada pula yang disimpan sangat jauh dan jarang digunakan lagi (un-consciousness). Tapi ada pula yang berada di tengah-tengah (sub-consciousness), dimana anda dan saya secara otomatis mengolah informasi tersebut. 

Contoh : saat ini, pada umumnya kita semua mempunyai ponsel, yang secara sadar atau tidak sadar, kita semua sudah otomatis akan membuka dan memeriksa ponsel kita jika ada bunyi notifikasi. Itu baru bunyinya loh. 

Sadarkah anda ketika anda sedang menanggapi pesan singkat yang ditujukan kepada anda, kemudian anda mengetik beberapa kalimat atau pesan terhadap lawan bicara anda, anda dengan sangat otomatis menyentuh huruf-huruf di layar dengan otomatis, sudah hafal tempatnya, dan cenderung tidak memperhatikan lagi deretan huruf yang ada di keyboard tersebut, dan hanya berkonsentrasi untuk konten yang akan anda ketik. 

Aktifitas tersebut dilakukan secara berulang dan bagian memori kita mengolah dan kemudian menjadikan hal tersebut menjadi suatu yang terpola, sehingga anda tanpa melihat pun sudah dapat melakukan aktifitas tersebut. 

Saya yakin, beberapa dari kita disini, tanpa melihat layar pun, kita dapat mengetik di ponsel kita seperti yang terjadi ketika kita berkendara, dan karena terburu-buru maka segenap pesan singkat yang masuk segera di jawab (hal ini yang perlu menjadi perhatian karena kurang sesuai dengan faktor keselamatan berkendara).

Selain perilaku yang nampak, sub-consciousness juga dapat terlihat dari sikap serta pandangan-pandangan yang diambil oleh seseorang. Banyak variabel yang mempengaruhi sikap serta pandangan seseorang. Riwayat perjalanan hidup seseorang, genetis, serta lingkungan sekitar, maupun pola asuh akan membentuk seseorang yang juga dapat terlihat dalam sikap dan pandangan-pandangannya. 

Bisa dibilang, semua stimulus, yang diterima seseorang sejak ia dilahirkan, merupakan informasi yang mempengaruhi hidupnya selanjutnya. Bahkan dalam satu keluarga yang sama, anak yang terlahir kembar pun akan mempunyai riwayat stimulasi dan pembelajaran yang berbeda. Stimulus tersebut akan diterima dan diproses oleh prosesor hebat yang ada di kepala kita tersebut (saya kira sangat lebih hebat dari prosesor intel i9 yang ada di dunia), dan akan terlihat dalam perilaku sehari-hari. 

Mari kita coba ingat masa-masa kita kecil, mungkin setelah umur 2 atau 3 tahun, kita dapat mengingatnya hingga hari ini, walaupun membutuhkan waktu dan usaha yang luar biasa untuk mencoba membuka kembali memori tersebut yang sudah tersimpan di un-consciousness. Coba ya kita ingat-ingat lagi, pada saat tersebut apa yang saya dan anda terima dari lingkungan sekitar anda, orang tua, figur pemuka agama, teman-teman sepermainan, guru, tetangga anda, atau mungkin tukang dagangan langganan anda? 

Semua informasi itu tentunya ditangkap, diserap, diolah, dan kemudian akan ada pemilihan hal-hal yang akan tetap akan diingat, digunakan, dan dilaksanakan; atau ada juga informasi-informasi jangka pendek yang hanya akan digunakan sementara dan kemudian disimpan dalam gudang un-consciousness kita. Visualisasi tentang consciousness, sub dan un-consciousness bisa kita lihat di film Inside Out, yang digambarkan dengan grafis serta penjelasan yang mendalam.  

Soul masih kurang lengkap tanpa adanya emosi, bahkan binatang pun mempunyai dorongan emosi yang terbatas namun dapat terlihat dalam perilakunya. Emosi dapat kita deskripsikan dengan suasana hati menanggapi stimulus yang diterima oleh panca indera kita, dan dapat dibedakan menjadi beberapa yang kita kenali sebagai senang, sedih, marah, gembira, bangga, kecewa, berani, takut, cinta, benci, dan masih banyak lagi emosi-emosi yang kita rasakan. 

Dapatkan emosi muncul bila tidak ada satupun stimulus informasi yang kita terima? Menurut hemat saya tidak. Emosi hanya akan terjadi bila ada stimulus yang diterima dari panca indera kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun