Mohon tunggu...
Antoniusdwi
Antoniusdwi Mohon Tunggu... Atlet - masyarakat kecil

msyarakat sederhana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

[Kearifan Lokal] "Sistem Ketahan Produksi Pangan" dan Berkelanjutan

14 Desember 2021   13:11 Diperbarui: 14 Desember 2021   13:19 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

kearifan lokal dalam sistem
produksi pertanian dalam membangun ketahanan pangan petani di Desa Kagungan.Hal ini merupakan sistem produksi pertanian yang dilakukan oleh petani merupakan hasil
dari adaptasi lingkungan alam serta pengalaman bertani yang telah dilakukan bertahun-tahun lamanya. Melalui kearifan lokalnya, petani memiliki strategi-strategi yang dilakukan untuk membangun ketahanan pangan. Dengan adanya muncul kearifan lokalnya, petani melakukan  strategi-strategi yang dapat dilakukan untuk mereformasikan ketahanan pangan.  

Hal utama untuk pendukung adanya kelompok tani sebagai tempat  pemberdayaan petani dalam membahas tentang masalah pertanian, sedangkan hal utama dalam penyebab terbatasnya ketersediaan air. Dengan munculnya kearifan lokal, petani di Desa kagungan dapat membangun ketahanan pangan. Faktor utama dengan ketersediaan bahan pangan di suatu daerah tertentu yang berkurang akan menimbulkan berbagai masalah yaitu : kelaparan, kekurangan pangan dan kerentanan pangan.

Pertanian tradisional yang sudah berkembang untuk masyarakat selama ini seharusnya dapat disimpulkan  bahwa dengan menggunakan sistem tersebut masyarakat petani tradisional telah berhasil menyediakan bahan pangan untuk jangka panjang dengan cukup. Kearifan lokal adalah aspek paling penting dalam sistem pertanian
tradisional. Kearifan lokal sendiri bisa diartikan sebagai pengetahuan setempat yang menyimpan pengetahuan serta berbagai strategi dalam menjawab berbagai permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan hidup, pemenuhan kebutuhan pangan, serta strategi adaptasi masyarakat dalam menghadapi perubahan lingkungan alam dan sosial.


Bentuk lahan pertanian di Indonesia terbagi menjadi dua jenis yaitu lahan basah dan lahan. Lahan kering selain berpotensi meningkatkan ketahanan pangan juga mempunyai beberapa permasalahan seperti rendahnya kadar air tanah, besarnya limpasan permukaan, tingginya nilai sedimentasi. Permasalahan-permasalahan ini dapat menyebabkan berkurangnya produksi tanaman pangan, menurunkan kualitas air, hingga kekeringan, Dengan kondisi seperti ini, petani di Lahan kering memiliki kearifan lokal yang berbeda dengan petani di lahan basah. Lahan pertanian di daerah basah seperti sawah sangat terjangkau dengan jaringan irigasi teknis, sementara di lahan kering tidak.


Perbandingan kondisi ini, sehingga membuat  kearifan lokal  hasil dari adaptasi terhadap lingkungan alam dan sosial yang ada. Dalam membuat sistem kearifan lokal produksi pertanian untuk membangun ketahanan pangan serta faktor pendukung dan faktor penghambat kearifan lokal dalam membangun ketahanan pangan petani.


Senghingga ada beberapa tahapan yang sangat di perhatikan dalam melakukan sistem produksi pertanian, yaitu pengolahan lahan, pemupukan, penanaman, pemeliharaan tanaman dan penanganan hasil.

Dalam Sistem pengolahan lahan
yang dilakukan petani Desa kagungan mayoritas menggunakan sistem pertanian yang telah ada secara turun temurun, meskipun sudah ada inovasi dalam sistem pertanian yang telah dibina oleh Balai Penyuluh Pertanian (BPP) melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan).
Melihat kondisi lahan pertanian di Desa kagungan yang kering dan keras, petani hanya melakukan pengolahan lahan secara tradisional. Pengolahan lahan dilakukan untuk membersihkan lahan dari gulma.

Keterbatasan air menyebabkan petani di Desa kagungan memilih jenis tanaman
padi yang memiliki masa tanam pendek. Dalam memilih benih yang dilakukan oleh petani di Desa kagungan ada yang disiapkan sendiri dari hasil panen sebelumnya dan ada yang membeli benih.
petani di Desa kagungan dalam
menanam tanaman kebanyakan menggunakan pola tanam ganda (polikultur). Pola tanam tersebut merupakan bagian dari pengetahuan petani yang telah didapat secara turun-temurun.

proses panen tanaman padi yang dilakukan petani di Desa kagungan masih menggunakan peralatan manual seperti sabit untuk memotong batang padi. Setelah padi dipotong lalu di bawa pulang untuk dirontokan. Padi yang sudah dirontokan batangnya akan diberikan sebagai pakan ternak sapi . 

Petani di Desa kagungan masih memiliki tradisi yang dilakukan waktu saat panen. Tetapi, tradisi ini sudah jarang dilakukan dan hanya dilakukan oleh petani yang masih membudidayakan hasil panen tersebut.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk rasa syukur. Tradisi ini dilakukan dengan mengambil beberapa tanaman padi yang bagus untuk dibawa pulang. Hal itu dinamakan tradisi nglengani sebagai syarat dalam tradisi adat jawa mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun