Mohon tunggu...
Anton DH Nugrahanto
Anton DH Nugrahanto Mohon Tunggu... Administrasi - "Untung Ada Saya"

Sukarnois

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Membaca Narasi Jokowi Soal Kabinet

10 Juli 2019   18:15 Diperbarui: 11 Juli 2019   10:08 12909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi dalam busana resmi kepresidenan (Sumber gambar : Tribunnews)

Kelompok Erick Thohir, Rosan Roeslani dan Sandiaga Uno bisa dikatakan menjadi pemain utama disini, Sandiaga sampai sejauh ini masih dipertimbangkan untuk masuk kabinet ketimbang kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta, kekuatan politik Sandiaga menjadi bagian dari instrumen penting rekonsiliasi kubu Prabowo terhadap pemerintahan. 

Bisa dikatakan Erick Thohir, Rosan Roeslani, Sandiaga Uno dan beberapa anak muda yang tumbuh pada tahun 1997-an menjadi motor utama pembukaan investasi besar-besaran di Indonesia. Pandangan ini diselaraskan oleh pemikiran Jokowi yang selalu menyebut-nyebut soal investasi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.  

Bagaimana pemikiran Jokowi terhadap Ekonomi dan Investasi pada masa pemerintahan 2019-2024, kerap ia sebut dalam pidato-pidatonya di negara maju. Jokowi berkali-kali seperti melakukan "Road Show" bahwa Indonesia adalah "Mutiaranya Asia", disini Jokowi merujuk pada kemajuan Asia Tenggara sebagai kekuatan ekonomi baru. 

Ada kesan ambisius juga menggeser pusat permodalan Asia digeser dari Singapura ke Jakarta, walaupun misi ini bisa dikatakan nyaris mustahil, tapi bila Jokowi mampu mengarungi gelombang perekonomian dunia, maka bisa saja ambisi menggeser pusat permodalan dari Singapura ke Jakarta, minimal landasan - landasan utamanya dibangun. 

Ambisi menggeser pusat ekonomi dari Singapura ke Jakarta adalah ambisi Bung Karno di tahun 1963, saat itu Bung Karno ingin menjadikan Jakarta sebagai "Pusat Politik, Ekonomi dan Kebudayaan Dunia", dimana Gedung Conefo (Conference of the New Emerging Forces ), ini artinya menggeser Singapura ke Jakarta sebagai centrum keuangan dunia di Asia Tenggara merupakan wacana yang sudah lama bagi Indonesia, mungkin hal paling mutakhir adalah "Gerakan Habibie" di Pulau Batam juga cetusan BJ Habibie bahwa Singapura merupakan "Small Little Red Dot" diantara bangsa bangsa besar Asia Tenggara.

Pergeseran pusat keuangan ini memiliki arti penting, bila Presiden Jokowi secara konsisten mengembangkan jaringan pelabuhan di wilayah barat dimana Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara bisa dibereskan, karena Pelabuhan Kuala Tanjung menjadi titik penting dalam menyaingi Palabuhan Singapura dan Pelabuhan Malaka Malaysia. Bila ini terjadi pola pola pergeseran dengan pengembangan Portcity di Kuala Tanjung dan pengembangan Kota Medan menjadi selaras.

Selain persaingan di wilayah barat, ambisi Presiden Jokowi mengembangkan wilayah timur sebagai pusat perdagangan baru menarik kelompok kelompok negara maju yang menjadikan Pasifik sebagai pusat ekonomi baru. RRC, Australia, Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat telah menjadikan wilayah Pasifik sebagai "lalu lintas perdagangan baru". 

Presiden Jokowi sendiri sejak lama telah menunjuk Bitung sebagai Pusat Pengembangan wilayah Timur, Bitung dijadikan "gerbang timur pasifik". Disini fungsi pengembangan wilayah-wilayah investasi menjadi sangat penting.

Untuk mencari menteri-menteri dibidang ekonomi dan investasi, tentunya selain paham konsep konsep pengembangan investasi juga musti paham wawasan geopolitik. 

Di tahun 2019-2024, strategi geopolitik sangat penting karena ini akan merumuskan bagaimana Indonesia di tahun 2024 dimana saat itu politik Indonesia ditengarai mengalami pembaharuan politik besar-besaran karena munculnya generasi muda baru yang mengusai peta politik dibandingkan kaum tua. Generasi muda inilah yang dipersiapkan dari sekarang dalam menghadapi tantangan Indonesia masa depan.

Politik Kedaulatan Pangan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun