Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Karya Peninggalan Zaha Hadid

20 Maret 2017   11:21 Diperbarui: 21 Maret 2017   06:00 1396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zaha Hadid di Riverside Museum Glasgow 2011. (gambar Jeff J. Mitchell/Getty)

Dengan senyuman yang mejakinkan, Dame Zaha Mohammad Hadid memandang hasil karyanya yang sering dianggap tugas yang tidak memungkinkan. Wanita ini telah menggemparkan dunia arsitektur dengan banyak peninggalan karyanya yang gemilang di dunia.

Muslimah kelahiran Bagdad dari keluarga asal Mosul ini memang mempunyai latar belakang keluarga yang terkemuka ditanah-airnya. Anak dari ayah industrialis dan politisi dengan ibu seorang seniman, semenjak usia sangat muda sudah disekolahkan di Inggris dan Swiss, kemudian melanjutkan studi dibidang matematika di Amerika dan tamat sekolah tinggi arsitektur di London. Setelahnya, dia mencegurkan diri dalam dunia pembangunan di Rotterdam, Belanda sejak tahun 1977, dan akhirnya dia mendirikan perusahaannya sendiri, Zaha Hadid Architects di London.

Jalan yang ditempuh tidak kurang dari pengalaman jatuh dan bangkit, dengan persepsi bentuk lengkak-lengkok yang mengagumkan, dia telah menciptakan desain yang sangat berbeda dan revolusionel, dan melandaskan corak bangunan yang belum pernah ada sebelumnya, sehingga desain bangunannya yang khas itu sudah sering di-copas disana-sini.

Dari beberapa puluh karyanya dalam pembangunan gedung museum, gedung kesenian, stadium Olympic, jembatan, bandara, kompleks permukiman dan lain-lain yang tersebar luas didunia, dalam 40 tahun karirnya, banyak yang mendapatkan penghargaan dengan berbagai hadiah internasional tertinggi.

London Aquatic Centre 2012 Olympic Games:

 

(gambar Rudolfs Rancans)
(gambar Rudolfs Rancans)
Heydar Aliyev Cultural Center di Baku, Azerbaijan:


(gambar Interfase)
(gambar Interfase)
Dongdaemun Design Plaza di Seoul, Korea Selatan:

(gambar Virgile Simon Bertrand)
(gambar Virgile Simon Bertrand)
Phaeno Science Center di Wolfsburg, Jerman:

(gambar Ort Meyer)
(gambar Ort Meyer)
Pabellon Puente Expo 2008 di Zaragoza, Spanyol:

(gambar Grez)
(gambar Grez)
Jockey Club Innovation Tower Kampus Polytechnic University di Hung Ham, Hong Kong:

(gambar Iwan Baan)
(gambar Iwan Baan)
Sheikh Zayed Bridge di Abu Dhabi, UAE:

(gambar Zaha Hadid Architects)
(gambar Zaha Hadid Architects)
Wangjing Soho Plaza di Beijing, Tiongkok:

(gambar Virgile Simon Bertrand)
(gambar Virgile Simon Bertrand)
Untuk mengejar modernisasi selama sepuluh tahun terachir ini, Tiongkok menjadi lapangan besar dalam pembangunan, dengan demikian, duit Tiongkok juga memikat arsitek dunia untuk berdatangan kesana, buat mereka menggelarkan ide kegilaannya yang hanya mungkin diwujudkan disana, maka seperti jamur bermunculanlah bangunan-bangunan yang tampaknya serba aneh, bersemi di kota-kota mega-metropolitan seperti Beijing, Chongqing dan Guangzhou.

Guangzhou sekarang sudah lebih besar daripada Metro Los Angeles, sewaktu menjelang Asian Games 2010 disana membangun daerah pusat bisnis baru (Central Business District), bersamaan dengan kompleks stadium juga didirikan bangunan budaya seperti museum, perpustakaan dan gedung opera yang serba modern. Untuk pembangunan gedung opera tersebut maka didatangkan Zaha Hadid dari Inggris.

Proyek 200juta dollar Amerika ini dipercayakan padanya dikarenakan pada tahun itu juga, 2004, Zaha Hadid sebagai wanita dan muslim pertama yang meraih penghargaan yang tertinggi didunia yaitu Pritzker Prize, layak Nobel, dalam bidang arsitektur.

Dia terkenal dengan ekspresi kebebasan geometris yang diutarakan dalam desainnya yang ultramodern, sehingga sewaktu mengajukan pola Guangzhou Opera House itu, segera mendapatkan kecaman hebat dari kalangan arsitektur yang berpendapat bahwa itu tidak mungkin bisa dibangun. Tidak ada yang tidak memungkinkan baginya, ternyata hasil jadinya bangunan tersebut merupakan kebanggaannya.

Guangzhou Da Juyuan (Opera House):

(dokumentasi pribadi)
(dokumentasi pribadi)
(gambar guangzhoudajuyuan)
(gambar guangzhoudajuyuan)

(gambar guangzhoudajuyuan)
(gambar guangzhoudajuyuan)
zaha-30-58cf69f3769773cc113dc4b3.jpg
zaha-30-58cf69f3769773cc113dc4b3.jpg
(gambar guangzhoudajuyuan)
(gambar guangzhoudajuyuan)

                                                           

 Alamat: 1 Zhujiang West Road, Tianhe, Guangzhou, Guangdong, China 510620. +86 20 3839 2888. Buka untuk umum: setiap hari Sabtu dan Minggu.

Masih banyak proyeknya yang belum diselesaikan di Beijing dan Changsha Tiongkok, maupun di Macau, Singapore, Cambodia, Saudi Arabia, Dubai, UAE, Qatar, Cyprus, Morocco, Bagdad, Mesir, Mexico, New York dan Miami. Sewaktu dalam tahap penyelesaian proyek terakhirnya di Miami, Florida, ia terkena serangan jantung mendadak, dan meninggal dunia pada ahkir bulan Maret ini setahun lalu.

Pada saat ini diadakan pameran penghormatan setahunnya Zaha Hadid dengan motto "There Should Be No End to Experimentation" di Artis Tree Taikoo Place, Hong Kong dari 17 Maret sampai 6 April 2017.

Zaha Hadid tutup usia 66 tahun, tetapi peninggalan karyanya yang gemilang sudah merupakan lambang kota dimana-mana, ini merupakan kebanggaan dunia wanita muslim dengan potensi ikut membangun kesejahteraan manusia melalui ketekadan berkreasi, itu yang tidak mudah begitu saja musnah setelah ditinggalkannya.

Dame Zaha Mohammad Hadid. Bagdad, Iraq 31 Oktober 1950 – Miami, Florida 31 Maret 2016.

Oleh: Anthony Hocktong Tjio.   Monterey Park, CA. 19 Maret 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun