Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (First)
Wira D. Purwalodra (First) Mohon Tunggu... Penulis - Let us reset our life to move towards great shifting, beyond all dusruption.

Saatnya menyibak RAHASIA kehidupan semesta yang Maha Sempurna ini, dengan terus menebar kebajikan untuk sesama dan terus membuat drama kehidupan dan bercerita tentang pikiran kita yang selalu lapar, dahaga dan miskin pengetahuan ini. Sekarang aku paham bahwa kita tidak perlu mencapai kesempurnaan untuk berbicara tentang kesempurnaan, tidak perlu mencapai keunggulan untuk berbicara tentang keunggulan, dan tidak perlu mencapai tingkat evolusi tertinggi untuk berbicara tentang tingkat evolusi tertinggi. Karena PENGETAHUAN mendahului PENGALAMAN.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bim Salabim, Semua Berubah Jadi Uang

7 Oktober 2023   11:09 Diperbarui: 7 Oktober 2023   11:13 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, pikiran kita tentang uang selalu hadir karena kebutuhan ekonomi manusia yang terus berputar. Sejak zaman purba, manusia telah memiliki kebutuhan mendasar seperti: makanan, tempat tinggal, dan pakaian. Untuk memenuhi kebutuhan ini, manusia harus mengandalkan uang sebagai alat tukar yang umum diterima dalam masyarakat. Oleh karena itu, pemikiran tentang uang menjadi sangat penting agar mereka dapat mencari cara untuk memperolehnya.

Kedua, mengapa manusia dominan berfikir tentang uang, karena uang memberikan kekuatan dan pengaruh yang signifikan dalam kehidupan sosial. Uang memberikan akses terhadap berbagai kesempatan seperti pendidikan yang lebih baik, akses perawatan kesehatan yang berkualitas, dan gaya hidup yang lebih baik. Manusia mencari kekayaan dan kemakmuran untuk meningkatkan status sosial mereka, memperoleh pengakuan, dan meraih kepuasan pribadi. Oleh karena itu, pikiran tentang uang hadir sebagai motivasi untuk mencapai ambisi dan tujuan hidup ?!

Ketiga, tingginya tingkat kebutuhan manusia dalam masyarakat modern juga turut mempengaruhi dominasi pemikiran tentang uang. Masyarakat saat ini telah memperluas gagasan tentang kebutuhan, mencakup hal-hal seperti: hiburan, teknologi, dan gaya hidup mewah. Dalam rangka memenuhi kebutuhan ini, manusia seringkali terjebak dalam pola pikir materialistik, di mana mereka terus berusaha untuk memiliki lebih banyak uang agar dapat memenuhi keinginan dan gaya hidup yang diinginkan.

Sebagai Dampak 

Di dalam kompleksitas kehidupan modern, terdapat dampak buruk yang mungkin timbul pada seseorang yang terus-menerus tertekan dengan pemikiran tentang uang. Seseorang yang selalu memikirkan uang dengan obsesif cenderung mengalami ketidakseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan mereka.

Pikiran yang terus-menerus tentang uang dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi. Keinginan untuk terus meningkatkan kekayaan dan keberhasilan finansial seringkali menimbulkan tekanan mental yang besar. Mereka terjebak dalam siklus kekhawatiran akan mencapai tujuan keuangan dan merasa tidak pernah cukup. Stres berkepanjangan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental, meningkatkan risiko penyakit seperti: depresi, kecemasan, dan gangguan tidur.


Selain itu, fokus yang berlebihan pada uang juga dapat merusak hubungan sosial dan mengganggu kehidupan pribadi seseorang. Seorang individu yang terobsesi dengan uang mungkin menghabiskan sebagian besar waktu mereka dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada keuntungan material, meninggalkan sedikit waktu untuk keluarga, teman, dan relasi sosial yang penting. Hal ini dapat menyebabkan isolasi, keretakan hubungan, dan kurangnya kebahagiaan emosional.

Selanjutnya, ketika seseorang selalu terpaku pada uang, kemungkinan mereka akan mengorbankan nilai-nilai etika dan moral dalam perjalanan menuju sukses finansial. Pengejaran uang yang tanpa henti seringkali menjadikan seseorang rentan terhadap perilaku yang tidak etis, seperti: penipuan, manipulasi, atau korupsi. Minimnya pertimbangan terhadap nilai-nilai moral dapat merusak integritas dan reputasi seseorang, serta berpotensi mengakibatkan konsekuensi hukum yang serius.

Pikiran yang terobsesi dengan uang juga dapat memicu pola konsumsi yang tidak sehat. Ketika seseorang terus menerus memikirkan uang, mungkin mereka cenderung menghabiskan lebih banyak untuk kepuasan pribadi dan kenyamanan materi. Ini dapat mengarah pada keruntuhan keuangan pribadi, bertambahnya utang, dan ketidakstabilan keuangan jangka panjang.

Fokus yang berlebihan pada uang dapat mengalihkan perhatian dari nilai-nilai intrinsik dan kebahagiaan yang ada dalam hidup. Ketika seseorang selalu memikirkan uang, mereka mungkin melewatkan momen-momen kecil yang menyenangkan atau aspek kehidupan lainnya yang memberikan kepuasan tanpa terkait dengan keuangan. Akibatnya, mereka mungkin mengalami kekosongan emosional dan kehilangan jejak keseimbangan dalam hidup.

Jadi, pada akhirnya, keterlibatan pikiran yang terus-menerus tentang uang dapat menghasilkan dampak buruk yang merugikan seseorang secara keseluruhan. Tingkat stres yang tinggi, kerusakan hubungan sosial, perubahan nilai moral, pola konsumsi yang tidak sehat, dan beralihnya perhatian dari kebahagiaan yang sejati. Semua ini dapat menciptakan ketidakseimbangan dalam kehidupan seseorang. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga keseimbangan dan memprioritaskan nilai-nilai yang lebih penting dalam hidup kita, untuk dapat merasakan kebahagiaan dan keberhasilan kita yang sejati ?! Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 07 Oktober 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun