Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (First)
Wira D. Purwalodra (First) Mohon Tunggu... Penulis - Let us reset our life to move towards great shifting, beyond all dusruption.

Saatnya menyibak RAHASIA kehidupan semesta yang Maha Sempurna ini, dengan terus menebar kebajikan untuk sesama dan terus membuat drama kehidupan dan bercerita tentang pikiran kita yang selalu lapar, dahaga dan miskin pengetahuan ini. Sekarang aku paham bahwa kita tidak perlu mencapai kesempurnaan untuk berbicara tentang kesempurnaan, tidak perlu mencapai keunggulan untuk berbicara tentang keunggulan, dan tidak perlu mencapai tingkat evolusi tertinggi untuk berbicara tentang tingkat evolusi tertinggi. Karena PENGETAHUAN mendahului PENGALAMAN.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bim Salabim, Semua Berubah Jadi Uang

7 Oktober 2023   11:09 Diperbarui: 7 Oktober 2023   11:13 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumbr Gambar : Dok. Pribadi.

Oleh. Purwalodra

Di negeri ini, banyak orang mengaku mampu melipatgandakan uang, sehingga kasus dukun pengganda uang merebak dimana-mana. Para dukun tersebut memiliki banyak konsumen, yang rata-rata bukan dari masyarakat yang susah makan, tapi justru yang menjadi konsumen dukun-dukun pengganda uang tersebut adalah orang-orang yang berpenghasilan menengah ke atas, alias orang-orang setengah kaya ?! Dengan syahwat keserakahannya, mereka berusaha melakukan bisnis apapun, termasuk menggandakan uangnya ?!

Di era digital ini, para dukun pengganda uang tersebut bermetamorfosa menjadi perusahaan-perusahaan asuransi dan investasi 'bodong', yang mengiming-imingi nasabahnya dengan hasil yang berlipat-lipat dan berganda-ganda. Selain nasabah dapat menjaminkan resiko jiwanya jika terjadi hal-hal yang tidak dinginkan, premi dan investasi yang harus dibayarkan juga terbilang rendah, ditambah lagi nasabah akan memperoleh hasil investasi di luar nalar sehatnya. Nah, pada saat jatuh tempo, ternyata investasinya 'zonk', pengembalian hasil pembayaran premi dan 'klaim' asuransi pun tak kunjung direalisasikan. Wal hasil, semua hanyalah tipu-tipu tingkat dewa saja ?! Inilah yang saya maksud dari sisi gelap dari 'uang' yang ada di dompet pantat kita, atau mungkin saja kita tertipu oleh pikiran serakah kita sendiri ?!  

Sejak zaman dulu, saat uang diciptakan manusia hingga saat ini, uang telah memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Baik sebagai alat tukar, ukuran nilai, maupun sumber kekuatan. Uang bagi manusia dapat dilihat sebagai suatu kekuatan yang secara simultan memiliki kemampuan untuk memberikan sisi baik ataupun buruk bagi kehidupan. Sebagai alat tukar, uang memungkinkan manusia untuk mendapatkan berbagai kebutuhan sehari-hari dengan mudah, mempermudah interaksi dalam perdagangan, serta menciptakan stabilitas ekonomi.

Uang menjadi sarana yang memudahkan manusia untuk mewujudkan impian dan ambisi mereka, membantu mencapai kebebasan finansial, dan memberikan keamanan. Namun, di balik semua kebaikan yang dihadirkannya, ternyata uang juga dapat membawa dampak negatif yang seringkali menjerumuskan kita pada penderitaan ?!

Salah satu sisi gelap uang adalah kemampuannya untuk menciptakan kesenjangan sosial. Uang menjadi faktor utama dalam menentukan status dan kekuasaan di masyarakat. Sejumlah individu dengan harta kekayaan yang melimpah mampu mendominasi kehidupan orang lain, sementara sebagian lainnya hidup dalam kemiskinan dan keterbatasan. Kesenjangan sosial ini sering kali menimbulkan ketidakadilan, ketidakstabilan, meningkatkan kesenjangan ekonomi, serta merusak keharmonisan keluarga dan masyarakat. Selain itu, perburuan terus-menerus terhadap uang dapat membuat manusia terjebak dalam kebingungan, antara memenuhi kebutuhan pokok atau mengejar keinginan material yang terus bertambah ?!

Hakekat uang bagi manusia juga terletak pada konsep nilai yang sering kali berkembang dalam masyarakat. Nilai yang diberikan pada uang, sering kali tidak sebanding dengan nilai sejati dalam kehidupan manusia. Uang sering kali menjadi alat yang mendominasi nilai apapun, yang dihargai oleh benak kita dan masyarakat. Padahal, ada banyak aspek dalam kehidupan yang lebih berharga daripada sekedar materi, seperti: kebahagiaan, kehidupan spiritual, kebersamaan dengan orang-orang tercinta, serta kesehatan.

Oleh karena itu, manusia perlu melihat dan mencermati kembali hakekat uang dalam kehidupan manusia Uang seharusnya digunakan sebagai sarana (alat), bukan tujuan utama kehidupan. Mengabaikan nilai sejati kehidupan kita, hanya untuk mencapai kesejahteraan material saja,  akan membawa dampak negatif jangka panjang. Perlu diingat bahwa kesenangan sejati dan kebahagiaan tidak selalu datang dari uang semata, melainkan dari hubungan yang baik dengan orang lain, pemberdayaan diri, dan pengembangan diri.

Dominasi Pikiran Manusia 

Sejak manusia lahir ke dalam dunia ini, pikiran tentang uang secara alami cenderung mendominasi dirinya sepanjang hidupnya. Karena, sejak manusia lahir sampai kelak kita mati selalu menggunakan uang sebagai alat utama kehidupan. Uang telah menjadi faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan dan mendominasi kehidupan manusia sehari-hari secara luas. Mengapa hal ini bisa terjadi ?

Pertama, pikiran kita tentang uang selalu hadir karena kebutuhan ekonomi manusia yang terus berputar. Sejak zaman purba, manusia telah memiliki kebutuhan mendasar seperti: makanan, tempat tinggal, dan pakaian. Untuk memenuhi kebutuhan ini, manusia harus mengandalkan uang sebagai alat tukar yang umum diterima dalam masyarakat. Oleh karena itu, pemikiran tentang uang menjadi sangat penting agar mereka dapat mencari cara untuk memperolehnya.

Kedua, mengapa manusia dominan berfikir tentang uang, karena uang memberikan kekuatan dan pengaruh yang signifikan dalam kehidupan sosial. Uang memberikan akses terhadap berbagai kesempatan seperti pendidikan yang lebih baik, akses perawatan kesehatan yang berkualitas, dan gaya hidup yang lebih baik. Manusia mencari kekayaan dan kemakmuran untuk meningkatkan status sosial mereka, memperoleh pengakuan, dan meraih kepuasan pribadi. Oleh karena itu, pikiran tentang uang hadir sebagai motivasi untuk mencapai ambisi dan tujuan hidup ?!

Ketiga, tingginya tingkat kebutuhan manusia dalam masyarakat modern juga turut mempengaruhi dominasi pemikiran tentang uang. Masyarakat saat ini telah memperluas gagasan tentang kebutuhan, mencakup hal-hal seperti: hiburan, teknologi, dan gaya hidup mewah. Dalam rangka memenuhi kebutuhan ini, manusia seringkali terjebak dalam pola pikir materialistik, di mana mereka terus berusaha untuk memiliki lebih banyak uang agar dapat memenuhi keinginan dan gaya hidup yang diinginkan.

Sebagai Dampak 

Di dalam kompleksitas kehidupan modern, terdapat dampak buruk yang mungkin timbul pada seseorang yang terus-menerus tertekan dengan pemikiran tentang uang. Seseorang yang selalu memikirkan uang dengan obsesif cenderung mengalami ketidakseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan mereka.

Pikiran yang terus-menerus tentang uang dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi. Keinginan untuk terus meningkatkan kekayaan dan keberhasilan finansial seringkali menimbulkan tekanan mental yang besar. Mereka terjebak dalam siklus kekhawatiran akan mencapai tujuan keuangan dan merasa tidak pernah cukup. Stres berkepanjangan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental, meningkatkan risiko penyakit seperti: depresi, kecemasan, dan gangguan tidur.

Selain itu, fokus yang berlebihan pada uang juga dapat merusak hubungan sosial dan mengganggu kehidupan pribadi seseorang. Seorang individu yang terobsesi dengan uang mungkin menghabiskan sebagian besar waktu mereka dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada keuntungan material, meninggalkan sedikit waktu untuk keluarga, teman, dan relasi sosial yang penting. Hal ini dapat menyebabkan isolasi, keretakan hubungan, dan kurangnya kebahagiaan emosional.

Selanjutnya, ketika seseorang selalu terpaku pada uang, kemungkinan mereka akan mengorbankan nilai-nilai etika dan moral dalam perjalanan menuju sukses finansial. Pengejaran uang yang tanpa henti seringkali menjadikan seseorang rentan terhadap perilaku yang tidak etis, seperti: penipuan, manipulasi, atau korupsi. Minimnya pertimbangan terhadap nilai-nilai moral dapat merusak integritas dan reputasi seseorang, serta berpotensi mengakibatkan konsekuensi hukum yang serius.

Pikiran yang terobsesi dengan uang juga dapat memicu pola konsumsi yang tidak sehat. Ketika seseorang terus menerus memikirkan uang, mungkin mereka cenderung menghabiskan lebih banyak untuk kepuasan pribadi dan kenyamanan materi. Ini dapat mengarah pada keruntuhan keuangan pribadi, bertambahnya utang, dan ketidakstabilan keuangan jangka panjang.

Fokus yang berlebihan pada uang dapat mengalihkan perhatian dari nilai-nilai intrinsik dan kebahagiaan yang ada dalam hidup. Ketika seseorang selalu memikirkan uang, mereka mungkin melewatkan momen-momen kecil yang menyenangkan atau aspek kehidupan lainnya yang memberikan kepuasan tanpa terkait dengan keuangan. Akibatnya, mereka mungkin mengalami kekosongan emosional dan kehilangan jejak keseimbangan dalam hidup.

Jadi, pada akhirnya, keterlibatan pikiran yang terus-menerus tentang uang dapat menghasilkan dampak buruk yang merugikan seseorang secara keseluruhan. Tingkat stres yang tinggi, kerusakan hubungan sosial, perubahan nilai moral, pola konsumsi yang tidak sehat, dan beralihnya perhatian dari kebahagiaan yang sejati. Semua ini dapat menciptakan ketidakseimbangan dalam kehidupan seseorang. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga keseimbangan dan memprioritaskan nilai-nilai yang lebih penting dalam hidup kita, untuk dapat merasakan kebahagiaan dan keberhasilan kita yang sejati ?! Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 07 Oktober 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun