Mohon tunggu...
Anshory MuhammadKautsar
Anshory MuhammadKautsar Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA - S1 TEKNIK KOMPUTER UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Hidup itu untuk bermanfaat, bukan memanfaatkan, apalagi dimanfaatkan!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Semiotika Roland Barthes: Membaca Relasi Malas Berpikir dan Radikalisme

27 Oktober 2022   23:54 Diperbarui: 27 Oktober 2022   23:57 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akibatnya, informasi yang berbeda dengan pengetahuannya akan ditutup dan dibatasi dengan memandang pengetahuan tersebut merupakan sesuatu yang keliru.  Dalam konteks modern, masalah agama merupakan salah satu isu yang selalu digumamkan dengan berbagai aksi penolakan terhadap pengetahuan yang dimiliki oleh satu kelompok terhadap kelompok yang lain.

Ketika suatu kelompok menolak ajaran yang berbeda dengan pengetahuan yang diyakini dan dipercayainya, mereka cenderung bergerak berdasarkan arahan yang emosional.
Mulai dari menyalahkan ajaran tersebut hingga meniscayakan kekerasan dalam konteks sosial. Kenicayaan kekerasan dalam konteks sosial mendeskripsikan praktik yang ekstrem sebagai karakteristik dari radikalisme.

Implikasi Sosial

Tentunya, praktik kekerasan dan menolak seluruh pengetahuan di luar dirinya merupakan sebuah sikap radikalisme yang berusaha dirajut dalam konstruksi sosial. Semua permasalahan yang terjadi dalam kontruksi sosial didasari oleh krisis berpikir yang semakin menggiring individu untuk berperilaku secara bebas tanpa memandang nilai baik dan buruk dalam pengetahuannya.

Misalnya saja seperti menerima informasi tanpa data yang valid dan ikut menyebarkannya tanpa basis pengetahuan yang dimiliki, sehingga berakhir dengan aktualitas praktik kekerasan terhadap individu yang berbeda pengetahuan dengannya tanpa memandang nilai baik dan buruk dalam praktik kekerasan tersebut.

Tentu, praktik kekerasan dan menerima informasi tanpa dasar mencari tahu mendeskripsikan keberadaan masyarakat modern tidak jauh berbeda dengan masyarakat dahulu yang juga menyakini mitos tanpa dasar pengetahuan yang jelas, sebagaimana penjelasan Roland Barthes. Ragam praktik kekerasan dan sikap menutup diri dalam kehidupan manusia, merupakan dua dari banyaknya indikasi radikalisme yang terjadi di dunia.

Langkah dan Solusi Praktis

Sebuah permasalahan tersebut, didasari oleh malas berpikir. Malas berpikir memengaruhi persepsi manusia untuk berpikir secara sempit yang berindikasi pada penolakan segala pengetahuan di luar keyakinan dan kepercayaannya, sebagai penolakan teoritis. Penolakan segala pengetahuan di luar keyakinan dan kepercayaannya akan mempengaruhi perilaku individu untuk melakukan kekerasan sebagai penolakan dalam sisi praktis di realitas.

Penolakan praktis dan teoritis merupakan karakteristik dari pertumbuhan radikalisme di eksternal. Semua permasalahan ini didasari oleh kemalasan berpikir dalam konteks kehidupan manusia. Maka, ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua untuk memperbaiki diri dengan memulai membuka diri dengan berbagai informasi tanpa harus membatasinya. Tak lupa sembari menganalisis informasi yang kita peroleh di eksternal.

Anshory.mka

(Kader PMII Kota Bandung / Mahasiswa UPI)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun