Mohon tunggu...
Anselmus Puasa
Anselmus Puasa Mohon Tunggu... Dosen - nama panggilan Amos

Amos si penggemar film Kung Fu China

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berubahlah

16 Maret 2021   13:15 Diperbarui: 16 Maret 2021   13:31 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebetulnya keinginan hati kita tidak selamanya salah atau berdosa pada dirinya sendiri. Akan tetapi, dalam setiap keinginan hati manusiawi kita, selalu saja ada kecenderungan untuk mementingkan dan memuaskan hasrat dan nafsu egoisme kita. 

Hasrat dan nafsu yang ingin tenang sendiri, ingin menang sendiri, ingin kenyang sendiri, ingin senang sendiri, dan ingin berenang dalam kejayaan seorang diri, sedangkan yang lain, biarkan setengah mati dan atau mati tenggelam. 

Sikap dan perilaku menyimpang ini, lahir dari dalam hati dan pikiran kita. Sebagiamana pengakuan  Socrates, bahwa dirinya dituntun oleh suara bathin ilahi dan bahwa 'hati nurani'nya itu  mengatakan apa yang benar. Oleh karena itu, ia berkesimpulan bahwa "Orang yang mengetahui apa yang baik, akan berbuat baik." Tentunya, hal itu dapat  terjadi, bila maindset orang itu sudah berubah.

Mindset yang sudah berubah, atau hati, akal budi yang sudah berubah, maka kita akan dituntun berdasarkan vision ke arah hidup yang baik, hidup yang berpadanan dengan norma-norma moralitas, hidup yang punya integritas dan tetap konsisten di jalan yang benar. Itu berarti, dalam perjalanan ke depan, baik sebagai warga bangsa maupun sebagai warga gereja, harus ada pembaharuan dari dalam hati, dari bathin, dari pikiran, tidakh hanya aspek lahiriah semata, atau sekedar performance (penampilan), atau hanya sekedar kulit saja.  

Melainkan dengan hati dan pikiran yang telah berubah, kita semua terpanggil untuk mengubah dan membaharui hidup kita, keluarga kita, dan orang di sekitar kita. 

Usaha pembaharuan ini penting dalam kerangka menjadikan gereja sebagai mitra kerja Allah yang berada di tengah-tengah dunia ini. Gereja dapat menjadi kaki  tangan Allah yang siap sedia pergi melayani, dan sigap mengulurkan serta merangkul  semua orang yang terpinggirkan, yang susah, yang miskin, yang merana, dan yang gundah-gulana  dengan penuh kasih sayang.

Pertanyaan bagi kita sekarang, siapa, dari mana dan kapan kita memulai suatu proses transfomasi itu ? Mungkin saja ada orang yang berpikir, kita tidak akan mungkin dapat mengubah keadaan kita sekarang ini. Misalnya, persoalan korupsi atau persoalan politik busuk dalam hal ini politik uang yang  semakin hari semakin merajela. 

Berharap para penegak hukum untuk menolong kita, menolong bangsa ini, ternyata mereka sendiri terperangkap dalam perilaku korupsi dan jahat itu. Sebut saja: Mantan Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Djoko Susilo melakukan tindak pidana penyucian uang; ketua Mahkamah Konstitusi  Akil Mochtar tertangkap tangan oleh KPK soal kasus penyuapan yang dilakukan oleh calon incumbent Pilbup Gunung Mas, Hambit Bintih; kasus suap oleh pegawai Mahkama Agung;  Kasus Hambalang, yang melibatkan mantan Menpora Andi Malarangeng, Nazarudin, Anas Urbaningrum; kasus korupsi yang menimpa Walikota Manado Rimba Rogi,  dan lain sebaginya.

Apakah kemudian korupsi berhenti ? Sepanjang 2019, KPK telah menangkap 12 nama kepala daerah yang terjerat kasus korupsi. Berikut adalah daftar nama kepala daerah yang terjerat kasus korupsi pada 2019: Sri Wahyumi Maria Manalip (Bupati Kabupaten Talaud); Khamam (Bupati Mesuji); Nurdin Basirun (Gubernur Kepulauan Riau);M.Tamzil (Bupati Kudus); Ahmad Yani (Bupati Muara Enim);Suryadman Gidot (Bupati Bengakayang); Agung Ilmu Mangkunegara (Bupati Lampung Utara); Supendi (Bupati Indramayu); Dzulmi Eldin (Wali Kota Medan); Muzni Zakaria (Bupati Solok Selatan); Amril Mukminin (Bupati Bengkalis); Budi Budiman (Wali Kota Tasikmalaya). Melihat semuanya itu, sepertinya  tidak mungkin dapat diubah lagi. Keputusasaan seperti itu dapat dimaklumi.

Akan  tetapi harapan harus terus dibangun. Mengingat kita adalah manusia religius, manusia beriman, manusia yang bertaqwa kepada Allah. Makanya kita harus memulai gerakan perubahan itu. Kata KH Abdullah Gymnastiar, untuk mengubah diri dan dunia ini diperlukan gerakan 3M yakni: Mulai dari diri kita sendiri, Mulai dari hal-hal kecil,  dan Mulai hari ini." Jangan tunda besok! Biasanya kita tidak suka menabung uang, melainkan kita lebih suka menabung pekerjaan dan terlebih lagi suka menabung the bad habits.  

Gerakan perubahan yang dimulai dari diri sendiri, adalah berjuang mengatasi atau melawan keinginan dari dalam diri sendiri, yakni: tergoda dengan gaya hidup hedonisme dan konsumerisme, yang mendorong kita untuk berperilaku korup dan manipulatif. Untuk mengalahkan perilaku jahat dan buruk yang ada dalam diri kita dan di sekitar kita, tidak perlu kita menjadi seorang jagoan seperti "Power Rangers." Yang dibutuhkan adalah manusia biasa dan baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun