Mohon tunggu...
Ansarullah Lawi
Ansarullah Lawi Mohon Tunggu... Dosen - Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Batam (ITEBA)

Pengampu Matakuliah Perancangan Produk dan Technopreneurship, Peneliti Ergonomi dan Lingkungan, Pengamat Politik, Pemerhati Pendidikan di Era Digitalisasi, Penggemar Desain Grafis, dll Semuanya dicoba untuk dirangkum dalam beberapa tulisan blog. Stay Tune! (^_^)v

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Cara Elegan Menghadapi Kritik: Belajar Tidak Mengambil Hati

28 April 2024   22:37 Diperbarui: 28 April 2024   22:54 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi mengelola emosi di bawah tekanan (Sumber: ideogram.ai)

Dalam hal ini, ia belajar untuk memberikan empati pada diri sendiri dan mengakui perasaan tersebut tanpa menghakimi.

Frederick kemudian memberi contoh, seperti ketika teman membatalkan rencana di menit terakhir, alih-alih merasa ditolak atau tidak penting, kita bisa mempertimbangkan kemungkinan bahwa mereka memang memiliki alasan mendesak atau situasi yang tidak bisa dihindari. 

Atau ketika kita menerima kritik atas pekerjaan yang telah kita lakukan dengan keras, sebelum merasa terserang, kita bisa mencoba untuk memahami sudut pandang dan niat baik di balik kritik tersebut.

Menggunakan strategi ini membutuhkan latihan dan kesadaran yang konstan, tetapi dengan waktu, kita bisa melatih otak kita untuk tidak langsung bereaksi secara defensif. 

Sebagai gantinya, kita bisa lebih terbuka terhadap perspektif lain dan lebih adaptif dalam menghadapi situasi yang sebelumnya mungkin kita anggap sebagai serangan pribadi.

Untuk benar-benar mempraktikkan strategi ini dalam kehidupan sehari-hari, kita perlu memulai dengan langkah kecil. 


Mulailah dengan mengamati reaksi kita terhadap situasi sehari-hari dan bertanya pada diri sendiri, "Apakah ini benar-benar tentang saya?" atau "Mengapa saya merasa seperti ini?" Memahami bahwa tidak setiap aksi yang diarahkan kepada kita memiliki maksud pribadi dapat membantu kita menjaga kejernihan pikiran dan merespon dengan lebih tenang dan bijaksana.

Selain itu, penting untuk mengembangkan kemampuan komunikasi kita. Dengan secara terbuka berbicara tentang perasaan kita tanpa menyalahkan orang lain, kita dapat menjelaskan situasi dan mengundang pemahaman dari kedua belah pihak. Ini bukan hanya mengurangi kesalahpahaman tetapi juga memperdalam hubungan interpersonal kita dengan orang lain.

Frederik mengingatkan bahwa setiap orang, pada akhirnya, memiliki pilihan tentang bagaimana mereka menanggapi situasi. 

Kita bisa memilih untuk tetap terjebak dalam siklus mempertahankan ego kita, atau kita bisa memilih untuk melepaskan dan mencari kebahagiaan serta kedamaian batin. 

Ini adalah pertarungan yang terjadi di dalam diri kita setiap hari, dan bagaimana kita memilih untuk bereaksi bisa sangat mempengaruhi kualitas hidup kita secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun