Mohon tunggu...
Ansarullah Lawi
Ansarullah Lawi Mohon Tunggu... Dosen - Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Batam (ITEBA)

Pengampu Matakuliah Perancangan Produk dan Technopreneurship, Peneliti Ergonomi dan Lingkungan, Pengamat Politik, Pemerhati Pendidikan di Era Digitalisasi, Penggemar Desain Grafis, dll Semuanya dicoba untuk dirangkum dalam beberapa tulisan blog. Stay Tune! (^_^)v

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Dari Pikiran ke Punggung: Bagaimana Stres Merusak Tulang Belakang

17 April 2024   07:20 Diperbarui: 19 April 2024   09:12 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sakit punggung. Sumber: Shutterstock via KOMPAS.com

Pernahkah Anda merasakan tekanan atau tegang di leher dan punggung bawah setelah mengalami stres atau kebingungan mental? Banyak dari kita mungkin tidak menyadari bahwa apa yang terjadi dalam pikiran kita bisa memiliki dampak yang nyata dan fisik terhadap tubuh kita. Ternyata, stres kognitif, seperti disonansi kognitif yang dialami ketika ada konflik antara keyakinan dan realitas, dapat mempengaruhi kesehatan fisik kita, khususnya area leher dan punggung bawah. 

Bayangkan Anda sedang berada di suatu tempat di mana Anda harus melakukan tugas sederhana: mengangkat sebuah kotak kecil dan menempatkannya di tempat yang ditentukan. Pada awalnya, Anda diberi pujian atas kerja Anda yang baik, membuat Anda merasa percaya diri dan nyaman. 

Namun, tiba-tiba saja, nada berubah, sekarang Anda diberitahu bahwa Anda tidak melakukan pekerjaan dengan baik. Apa yang terjadi selanjutnya mungkin tidak hanya membuat Anda merasa kecewa, tapi juga bisa benar-benar mempengaruhi tubuh Anda, khususnya bagian leher dan punggung bawah Anda.

Kita sering kali tidak menyadari bahwa tekanan mental dari situasi seperti ini dapat memiliki dampak fisik yang nyata. Misalnya, ketika ada ketidaksesuaian antara apa yang kita percayai atau harapkan dan realitas yang kita hadapi, kita mengalami sesuatu yang disebut disonansi kognitif. Ini adalah ketegangan atau stres mental yang terjadi karena memiliki dua pemikiran atau keyakinan yang bertentangan pada saat yang sama, atau karena perilaku kita tidak sesuai dengan keyakinan kita.

Setiap kali kita menerima umpan balik yang bertentangan, itu bukan hanya benak kita yang terpengaruh, tetapi juga tubuh kita secara keseluruhan

Disonansi ini tidak hanya menyebabkan kecemasan dan stres mental, tetapi juga dapat mempengaruhi cara tubuh kita berfungsi. Ketika kita stres, otot-otot kita bisa menjadi tegang. Ini terutama terasa pada leher dan punggung bawah, dua area yang sangat penting dan sering kali sensitif terhadap tekanan. Ketegangan ini tidak hanya terasa sakit, tetapi juga bisa berdampak buruk terhadap kesehatan tulang belakang kita jangka panjang.

Ketika kita merasa tertekan atau di bawah tekanan, secara tidak sadar kita mungkin mengubah cara kita bergerak atau melakukan tugas-tugas sehari-hari. Misalnya, jika kita merasa frustrasi atau tertekan saat mengangkat benda berat, kita mungkin tidak memperhatikan postur tubuh kita. 

Illustrasi menggunakan AI generatif ideogram.ai
Illustrasi menggunakan AI generatif ideogram.ai

Postur yang buruk saat mengangkat beban, ditambah dengan otot yang tegang karena stres, bisa meningkatkan risiko cedera. Ini termasuk cedera yang mungkin tidak langsung kita sadari, seperti membebani tulang belakang lebih dari yang seharusnya.

Ketika otot kita menjadi tegang karena stres mental, hal itu secara langsung mempengaruhi bagaimana kita memindahkan dan menopang tubuh kita

Tentunya, ketegangan di leher dan punggung bawah bukanlah sesuatu yang harus dianggap remeh. Mereka memainkan peranan krusial dalam hampir setiap gerakan yang kita lakukan dan mendukung beban paling berat di tubuh kita: kepala dan bagian atas tubuh. 

Jika kita terus-menerus menempatkan tekanan tambahan pada area ini, baik melalui stres mental atau fisik, efek jangka panjangnya bisa serius. Bisa jadi, yang mulanya hanya rasa sakit ringan atau ketidaknyamanan bisa berkembang menjadi masalah yang lebih serius dan membutuhkan pengobatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun